Monday, 5 October 2015

The Martian

Score: 8.0/10
"I don't want to come off as arrogant here, but I'm the best botanist on the planet." - Mark Watney

Pemanasan sebelum meluncur ke Prometheus 2 yang diberi judul Alien: Paradise Lost, Ridley Scott mendapatkan kursi sutradara untuk film sci-fi adaptasi novel terkenal karya Andy Weir ini. Dan untuk kali ketiganya, Matt Damon menjadi karakter yang harus diselamatkan setelah Saving Private Ryan dan Interstellar. Tak hanya itu, Jessica Chastain yang juga baru saja bekerja sama dengan Matt Damon tahun lalu dalam Interstellar turut ambil bagian untuk film ini. Juga beberapa orang dari jagat Marvel, Sebastian Stan (Winter Soldier), Kate Mara (Invisible Woman) dan bahkan Michael Pena (Luis) akan bersama dengan tim yang dipimpin Chastain. Tak hanya itu pula, nama besar Chiwetel Ejiofor dan Sean Bean juga turut meramaikan film 'astronout'-nya tahun 2015 setelah tahun lalu diisi Interstellar dan Gravity pada tahun 2013.

Karena insiden badai yang menyebabkan awak ARES III harus membatalkan misinya, Mark Watney (Damon) terpisah dari teman-temannya dan tertinggal di planet Mars. Mark mencoba bertahan hidup dan memberi kabar ke Bumi bahwa ia masih hidup. Untungnya dengan gelar Botani-nya, ia terus mencoba bercocok tanam, melakukan berbagai perhitungan, hingga berhasil menghubungi pihak NASA. Tim ekpedisi yang dipimpin Lewis (Chastain) merasa bersalah meninggalkan Mark yang mereka kira telah mati disana. Mengetahui Mark masih hidup, tim ekpedisi ARES III beserta para pembesar NASA tetap giat mencari jalan keluar untuk membawa Mark pulang. Di lain tempat di Mars, Mark menghadapi berbagai cobaan dan ujian kesabaran untuk dapat bertahan hidup. Berbagai cara yang berhasil membuatnya bahagia seperti berhasil menanam kentang, menemukan dan mengaktifkan satelit lama untuk menghubungi NASA, namun tak jarang juga kabar buruk datang dari NASA itu sendiri. Kru ARES III pun tidak bisa berbuat banyak mengingat jarak yang memisahkan mereka tidaklah dekat. Berbagai persediaan dan persiapan telah di usahakan untuk membawa pulang Mark dari sana, hingga bertahun-tahun, Kru ARES III, NASA dan bahkan Mark tidak pernah menyerah untuk bisa survive dari keganasan tanah tandus tanpa udara di Mars.


Layaknya sci-fi pada umumnya, tentu saja bermodalkan hukum-hukum sains yang logis membuat film ini memiliki nilai jual tersendiri. Matt Damon mungkin sukses memainkan karakter Mark mengingat ia juga sudah melatih dirinya lewat Interstellar tahun lalu memerankan karakter astronot yang ingin diselamatkan. Chastain meski hanya tampil sepertiga film di akhir, berhasil membawa aura kepemimpinan dengan tanggungjawab tinggi terhadap setiap kru-nya. Chiwetel Ejiofor juga bertindak sebagai orang yang paling sibuk dan prihatin untuk keadaan Mark, terutama juga bertindak sebagai orang yang paling intensif bergerak demi membawa Mark pulang.

 

Dari sisi storyline, seperti adaptasi pada umumnya, meski saya belum membaca novel karangan Andy Weir ini, sisi penceritaan rupanya lebih menekankan bagaimana kondisi tertekan Watney yang terjebak sendirian di planet Mars yang luas itu. Penceritaan mungkin akan terasa membosankan dan bertele-tele diawal karena minimnya aksi menegangkan, tidak seperti Gravity dua tahun lalu yang berhasil memainkan emosi ketakutan Sandra Bullock, The Martian menghadirkan tipe film survival layaknya Watney terjebak di pegunungan pasir ala Mad Max. Mungkin ide-ide yang Watney lakukan bisa dianggap logis, namun ekspresi Watney akan ketakutan dan keputus-asaannya jarang di ekspose sehingga penonton akan mengira Watney justru bersenang-senang tinggal di Mars daripada kembali ke Bumi. Mungkin tujuan film ini memang seperti itu, namun hal ini masih belum bisa membuat reputasi planet Mars menjadi planet yang berbahaya dan mencekam. Selain itu, durasi yang lama juga membuat film terasa terlalu lama di awal, dan terlalu cepat diakhir.


Mungkin sisi actionnya lebih minim dari Interstellar maupun Gravity, tidak banyak twist yang disajikan. Jika dibandingkan dengan Prometheus karya Scott sebelumnya, Prometheus masih lebih baik. Namun tetap saja, film ini tidak bisa diremehkan mengingat konsep cerita yang bagus dan akhir yang tidak mengecewakan. Apalagi sajian aksi di akhir terus terang cukup gila dan membuat penonton akan terus bertanya-tanya bagaimana Mark akan selamat. Ending yang tidak mengecewakan, salah satu dari film astronot terbaik tahun ini.


No comments:

Post a Comment