Monday 19 October 2015

Detective Conan: Goka No Himawari (Sunflowers of Inferno)

Score: 6.5/10
"Jika kau berencana mati, kenapa kau tak tinggal di dalam museum dan memastikan Kid tidak mengacau?" - Conan/Shinichi.

Detektif cilik kembali menyapa penggemar lewat movie ke 19 ini yang akan mengangkat tema bunga matahari. Tak lupa pula, Kaito Kid yang sudah memiliki penggemar sendiri dalam jagad Detective Conan akan muncul kembali diinstallment terbarunya. Karya Aoyama Gosho yang telah mendunia ini sekarang disutradarai oleh Kobun Shizuno. Dengan berbekal kisah dan adegan aksi yang lebih banyak, Perseteruan antara Conan dengan Kaito Kid kali ini akan menjadi movie Detective Conan yang paling diantisipasi, setelah kolaborasi terakhirnya lalu di Movie 14, The Lost Ship in The Sky sukses besar menggebrak para fansnya.

Suzuki Corporation berencana mengumpulkan lukisan bunga matahari karya pelukis terkenal Gogh dan membuat pameran tersebut di Jepang. Kaito Kid kemudian mengincar salah satu lukisan bunga matahari tersebut yang disebut-sebut sebagai lukisan kedua, atau bunga matahari Asia. Conan yang sebenarnya terkejut karena jarang sekali Kaito Kid mengincar sesuatu selain berlian berusaha mengungkap misteri pencurian Kaito Kid yang tidak seperti biasanya ini. Bahkan dalam aksinya, Kid nyaris mencelakakan orang-orang yang dari awal memang bukanlah gaya-nya. Keperawakan Kid yang mirip seperti Shinichi Kudo membuat aksi Kid dalam mencuri lukisan tersebut akan semakin mudah. Dibalik itu semua, ternyata ada bahaya lain yang mengancam lukisan bunga matahari Asia tersebut selain Kaito Kid. Yang mana membuat Kid, Conan dan bahkan Inspektur Charlie dari Amerika juga masuk kedalam perangkap yang sang pengkhianat buat. Akankah Conan berhasil menguak kasus yang membawa nama Kid ini menjadi buruk dimata penggemarnya?




Mungkin The Lost Ship in The Sky menjadi patokan film Conan yang menghadirkan Kid agar film ini mencapai target yang bisa melebihi movie ke 14 tersebut. Yang mana akan membawa penyamaran Kid sebagai Shinichi akan lebih sering terlihat disini. Disamping itu, ditambahnya feel Ai Haibara terhadap Conan sepertinya akan menjadi perseteruan cinta segitiga pada jalan cerita Conan kedepannya. Salah satu kelebihannya dalam film Conan yang satu ini adalah banyaknya adegan aksi. Namun, banyaknya adegan aksi disini justru akan membuat penonton terasa jengah karena kemasannya yang tidak ditutup rapih. Berbagai efek dalam adegan aksi yang sebenarnya bagus, namun tidak pas saja dengan tensi adegan yang malah membuat aksi tersebut tidak terlihat keren. Sebut saja aksi saat Kid membawa Ran keluar dari museum yang tensi dan backgroundnya tidak jelas terlihat, begitu pula dengan Conan dan prinsipnya yang membawa keluar bunga matahari kedua dari museum dengan arus air dan bola mengambangnya.


Finally, The Lost Ship in The Sky bisa saja masih film terbaik Detective Conan yang menghadirkan Kaito Kid. Sunflowers of Inferno masih dirasa kurang memperlihatkan aspek visualisasi kasus dari mata sang pencuri putih tersebut yang mana dalam The Lost Ship in The Sky digunakan sebagai salah satu daya tariknya. Sedangkan twist adegan flashback pada masa perang sepertinya terlalu cepat dan sulit dimengerti antara hubungan menyembunyikan lukisan tersebut sampai dua bersaudara itu menemukannya. At last, yang bisa ditangkap dari hubungan flashback itu hanyalah seorang nenek dan kaki tangan Kid, Jii-san yang ternyata menjadi salah satu tokoh yang berkaitan dengan sejarah disembunyikannya lukisan tersebut saat perang berlangsung. Overall, film ini bukan salah satu film yang buruk, terlebih lagi, untuk para fans Kid yang menginginkan pencuri tersebut kembali bersanding one-by-one dengan Detektif cilik berkacamata ini.


No comments:

Post a Comment