Tuesday 30 December 2014

Night At The Museum 3 : Secret of The Tomb

Sukses memulai debut Night At The Museum di tahun 2006, Shawn Levy meneruskan saga keajaiban dalam museum ini hingga mencapai sekuel keduanya saat ini. Mempertahankan cast lama, namun sayangnya film ini juga menjadi film terakhir bagi Robin Williams dan Mickey Rooney. Di angkat dari buku cerita anak-anak, installment ketiganya ini rencananya akan menjadi akhir dari trilogi Night At The Museum.

Keadaan Museum of National History semakin kacau ketika Tablet Ahkmenrah mengalami korosi. Karena tablet itu adalah sumber kehidupan bagi penghuni museum, secara otomatis, kepribadian dan kondisi para penduduk museum pun menjadi aneh. Ahkmenrah (Malek) selaku pemilik tablet menyarankan Larry Daley (Stiller), penjaga museum untuk mengantarkannya pada orang yang mengerti tentang rahasia tablet itu yang tidak lain adalah ayah Ahkmenrah (Kingsley) berada di British Museum, London. Bersama dengan teman-teman lamanya, Jedediah (Wilson), Octavius (Coogan), Atilla (Gallagher), Sacajawea (Peck), Dexter (Crystal the Monkey) dan Theodore (Williams), berusaha menemui Ayah
Ahkmenrah di museum British. Mereka kemudian bertemu dengan Sir Lancelot (Stevens) yang masih belum mengerti apa maksud dari tujuan Larry mendatangi museum itu. Di samping itu, Larry masih belum bisa melepas anaknya, Nick (Gisondo) untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Larry harus berjuang menyelamatkan penghuni museum yang hidupnya bergantung pada tablet tersebut.

Penutup dari saga Night at The Museum ini mengutamakan kualitas humor seperti dua installment sebelumnya. Meski 2 film pendahulunya menuai banyak respon yang beragam dari para kritikus, Levy terbukti sukses menjadikan film ini banyak di gemari oleh beragam kalangan. Di buka dengan penemuan makam Ahkmenrah, maksud dari 'the end' yang di katakan penduduk lokal kurang meresap pada cerita. Selain itu, kualitas penceritaan yang dimulai dari museum british terasa sangat lambat. Untungnya, lelucon yang di hadirkan ampuh untuk mengatasi kejenuhan. Rahasia dari tabletnya pun 'kurang' di istimewakan dalam film (semudah itukah ayah Ahkmenrah menceritakan rahasianya?). Kemunculan Hugh Jackman dan Alice Eve yang tidak hanya sebagai cameo pun sukses mengundang tawa penonton dari berbagai kalangan (sebelumnya, Jackman dan Levy pernah bekerja sama juga dengan Real Steel).

Efek CGI yang baik, penyatuan scene yang di ambil dengan artis yang sama (Larry dan Laa yang di perankan oleh Ben Stiller) terlihat baik. Koreografi Sir Lancelot, Larry dan Nick saat melawan ular pun sangat menarik, terutama solusi untuk mematikan ular itu. Efek hidung Lancelot yang lucu berhasil membuat tawa mendekati ending yang klimaks. Dexter tidak terlihat sejail di dua film sebelumnya. Salut untuk mendiang Mickey Rooney dan Robin Williams yang berhasil menghidupkan kembali tokoh yang mereka perankan sejak pertama kali film ini dimulai (meski Rooney hanya ada dalam satu scene dan beberapa kalimat saja). Buang saja semua kelogisan tentang penghuni museum yang kejar-kejaran di jalanan London (apalagi saat naik bus umum), maka anda akan bisa menikmati film ini lebih logis. Bagaimanapun juga, film ini memiliki kelebihan di bagian humornya dan cocok untuk mengisi liburan akhir tahun.

Rate : 8.4/10

"You've done Larry, find some new adventure out there." - Theodore Roosevelt

No comments:

Post a Comment