Monday 22 February 2016

Spotlight

Score: 8.4/10
"Sometimes it's easy to forget that we spend most of our time stumbling around the dark. Suddenly, a light gets turned on and there's a fair share of blame to go around. I can't speak to what happened before I arrived, but all of you have done some very good reporting here. Reporting that I believe is going to have an immediate and considerable impact on our readers. For me, this kind of story is why we do this." - Marty Baron

Sebuah film garapan Tom McCarthy yang sangat berani untuk kembali mengangkat kisah pelecehan seksual oleh pedofilia yang tak lain dilakukan oleh para Pastur Kristen Katholik di Boston. Mendapat ganjaran 6 nominasi termasuk Best Pictures dalam OSCARS tahun ini, film ini terinspirasi dari 'true event' yang telah lama terjadi dan baru terkuak luas pada tahun 2002 lalu. Tak hanya itu, studio juga menggaet aktor-aktor berbakat seperti Mark Ruffalo dan Rachel McAdams yang masuk kedalam nominasi Best Supporting Actor & Actress dan aktor senior seperti Michael Keaton dan Stanley Tucci.

Dengan datangnya Marty Baron (Schreiber) sebagai kepala editor di The Golden Globes, Marty memberikan kasus kepada tim Spotlight yang dipimpin oleh Walter Robby (Keaton) untuk meneliti pelecehan seks yang dilakukan para Pastur. Berangkat bersama timnya, Mike Rezendes (Ruffalo) menginvestigasi pengacara Garabedian (Tucci) untuk memberikan dokumen rahasia terkait para kliennya yang dulu pernah ia tangani. Sedangkan Sacha Pfeiffer (McAdams) dan Matt Carroll (D'Arcy James) mendatangi para korban yang selamat dari peristiwa tersebut. Phil Saviano (Huff) adalah salah satu dari para korban yang sudah lama gagal melayangkan gugatan ke pengadilan, melaporkan bahwa setidaknya ada 13 pastur yang terlibat. Jumlah tersebut terus bertambah ketika tim Spotlight mulai mencari arsip-arsip lama serta menemui berbagai korban narasumber. Setidaknya, 90 kasus ditemukan untuk daerah Boston. Dibalik itu semua, Robby beserta timnya harus melewati masa-masa sulit nan berbahaya untuk dapat kembali mengangkat berita ini. Sempat tertunda karena kasus WTC, tim Spotlight tetap mendedikasikan kebenaran untuk menyelesaikan kasus tersebut.



Dari sisi storyline, perjuangan para jurnalis koran ini tentunya sangat menarik untuk diikuti. Begitupula berbagai karakter narasumber yang tadinya menyembunyikan fakta, justru berbalik mendukung. Berbagai keputusan yang dibuat pun telah dipikirkan dengan sangat matang. Perhelatan batin sang pemeran utama, Robby yang diperankan oleh Michael Keaton pun juga tak bisa diremehkan. Tentang bagaimana cara dia menahan bukti kuat yang sebenarnya bisa saja langsung ia publikasikan, namun Robby lebih memilih menunggu sampai ia benar-benar menyerang langsung ke 'sistem' yang mereka maksudkan, bukan lebih kepada satu individu. Kisah-kisah dari para korban, dan tentang bagaimana para jurnalis ini mewawancarai narasumber baik korban maupun para pengacaranya pun juga patut dicontoh bagi para wartawan saat ini. Misi mereka tidak lain adalah mengungkap kebenaran, tentu saja dengan cara yang baik.


Penataan setting tempat dan berbagai situasi dalam film juga lebih terasa sejuk dan damai. Tensi terus meningkat selama film berlangsung, Tom McCarthy akan membawa penontonnya merasakan apa yang dirasakan oleh para jurnalis ketika mereka meliput berita tersebut. Terbukti dari beberapa scene wawancara di beda tempat yang terus dikaitkan dengan scene wawancara lainnya sehingga menjadi satu keutuhan komposisi film yang menarik. Berbeda dengan komposisi musiknya yang terkesan biasa saja, namun justru dibeberapa scene akhir, scoring tersebut semakin terasa bagus dan pas daripada scoring adegan sebelumnya.


Salah satu yang mungkin bisa kurang dari film ini adalah kurangnya rasa ancaman bagi para jurnalis ini. Mereka meliput berita besar dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi. Bahkan di beberapa scene, Garabedian dan beberapa orang lainnya untuk kembali memperingatkan mereka betapa bahayanya kasus ini sehingga mungkin juga dapat membahayakan orang yang mereka cintai. Namun tak ada satupun dari ancaman tersebut yang datang, mungkin hanya saya yang terlalu mengharapkan adegan kejar-kejaran dengan utusan gereja, atau bahkan ancaman langsung kepada jurnalis ataupun utusan gereja.


Menurut saya, film ini sudah begitu 'clear' dengan ending tersebut. Terutama misteri dimana Phil dan sang pengacara telah menyerahkan seluruh data kasus 5 tahun yang lalu ke The Globe, siapa yang menyimpan dan menyembunyikannya? terus tonton sampai akhir film. Namun masih ada satu keganjalan yang mungkin hanya saya saja yang belum mengerti. Dalam salah satu wawancara Sacha pada Pastur yang mengakui tindak kriminalnya, Pastur tersebut mengakui bahwa dirinya juga diperkosa? pada apa? apa alasan mereka melakukan tindakan tersebut? apakah hanya masalah psikologi semata?


Overall, film ini menjadi salah satu film yang saya jagokan untuk memenangkan Best Picture OSCARS tahun ini dengan Rachel McAdams sebagai Best Supporting Actress. Ekspresi McAdams terlihat begitu natural dalam menghayati tiap kisah dari para korban pencabulan tersebut, dan itu pantas untuk diapresiasi. Meski Mark Ruffalo juga bermain bagus disini, namun saya lebih suka karakter Sacha. Finally, film bertema investigasi ini sangat cocok untuk orang-orang yang menyukai dunia mysteri, terlebih lagi drama slice-of-life yang disajikan juga sangat mengena. Juri dalam Academy Awards tidak salah memasukkan Spotlight kedalam nominasi mereka tahun ini.


No comments:

Post a Comment