Thursday, 25 February 2016

Brooklyn

Score: 7.5/10
"You have to think like an American. You'll feel so homesick that you'll want to die, and there's nothing you can do about it apart from endure it. But you will, and it won't kill you. And one day, the sun will come out you might not even notice straight away-it'll be that faint. And then you'll catch yourself thinking about something or someone who has no connection with the past. Someone who's only yours.And you'll realize that this is where your life is." - Eilis Lacey

Sebelum diangkat ke layar lebar, Brooklyn rupanya adalah salah satu film adaptasi novel berjudul sama karya Colm Toibin dari Irlandia yang pada tahun 2009 lalu meraih penghargaan Costa Prize. Disutradarai oleh John Crowley, Film ini meraih 3 kategori nominasi dalam Academy Awards OSCARS 2016. Di bintangi oleh artis ternama Saoirse Ronan yang masuk juga kedalam kategori Actrees In A Leading Role, Brooklyn menceritakan tentang seorang perempuan Irlandia tahun 1950an yang harus merantau ke Amerika untuk menafkahi keluarganya.

Eilis Lacey (Ronan) mendapatkan kesempatan untuk merantau ke Brooklyn, Amerika bekerja sebagai penjaga toko Bartocci. Karena kerinduannya akan kakak dan ibunya di Irlandia, Father Flood (Broadbent) memberikannya kesempatan untuk melanjutkan kuliah di bidang perbukuan akuntansi yang mana juga ditekuni oleh sang kakak, Rose (Glascott). Hari demi hari dan bulan demi bulan pun Eilis lalui sampai akhirnya ia bertemu dan jatuh cinta dengan pria Italia, Tony (Cohen). Eilis merasa sangat senang dengan perubahan dirinya tersebut, termasuk saat-saat Tony memperkenalkannya dengan keluarganya. Ia juga terus menyurati Rose perihal keadaannya di Brooklyn termasuk perasaannya pada Tony, sayangnya, Eilis memberitahu sang kakak agar merahasiakan Tony pada ibunya untuk sementara. Suatu hari, Rose akhirnya harus pergi lebih dulu. Ini membuat Eilis berada diambang kesedihan dan kembali ke Irlandia. Namun, ia berjanji pada Tony untuk segera kembali ke Brooklyn setelah menjenguk ibunya. Keadaan berubah setelah kembali di Irlandia. Masyarakat yang melihat perubahan karakter Eilis setelah merantau dari Brooklyn kini memberikannya pekerjaan, dan semua yang sebelumnya Eilis butuhkan sebelum ia pergi, termasuk perkenalannya dengan pria kaya disana, Jim Farrell (Gleeson). Sang ibu (Brennan) membuat Eilis untuk menetap dan membuatnya untuk terus berhubungan dengan Jim. Eilis pun berada diambang kebingungan untuk memilih apakah ia akan kembali ke Brooklyn untuk bertemu dengan cinta pertamanya, Tony. Atau menetap di Irlandia bersama dengan ibunya dan Jim.


Sebuah cerita yang biasa terjadi dengan para perantau. Rindu akan kampung halaman, sulit beradaptasi, dan perubahan karakter tokoh utama adalah hal yang wajar diangkat dalam film ini. Hal lainnya yang mungkin akan sulit ditebak adalah kesetiaan cinta yang juga ingin disampaikan oleh film ini. Dimana sang aktor utama, Eilis harus kembali ke kampung halamannya, penonton akan mulai menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Mungkin untuk kebanyakan penonton akan mengira bahwa Tony lah yang akan berkhianat pada Eilis, namun yang terjadi justru sebaliknya. Dan puncak konfliknya hanya terjadi pada saat Eilis harus memilih antara Tony yang jauh disana, atau tinggal bersama ibunya di kampung halaman dan memilih Jim yang memang sudah sangat perfect dan mencintai Eilis. Permasalahan yang cukup umum namun dikemas dengan naskah yang baik sehingga rasanya akan sedikit berbeda dengan film serupa lainnya.


Hal unik lainnya yang diberikan film ini adalah, kita akan melihat perubahan karakter seorang perempuan tahun 1950 mulai dari seorang yang mungkin pendiam dan sangat kaku, menjadi gadis yang sedikit Glamor sehingga membuat lelaki tertarik. Di tambah lagi, kepintaran dan ketulusan sang karakter utama menjadi nilai plus disini. Film ini terlalu berfokus pada Eilis sehingga Saoirse Ronan harus mengerahkan seluruh tenaga nya untuk berakting dengan baik disini. Dan yah. . . hasil kerja kerasnya pun terbayar hingga ia masuk kedalam nominasi Actrees In A Leading Role dalam Academy Award.


Selain kualitas akting, kita juga akan disuguhkan beberapa pemandangan menakjubkan di Brooklyn, Long Island, dan bahkan pantai di Irlandia pada masa-masa keemasannya. Dimana belum banyak populasi di Amerika seperti saat ini. Pembanguan nuansa Brooklyn cenderung vintage namun cerah. Scoring film tak terlalu berasa karena saya mungkin tak terlalu memperhatikannya. Situasi dan berbagai scene-scene yang ditahan (seperti ketika di dansa pertama, Nancy sudah diambil pria sedangkan Eilie tertahan cukup lama dalam satu take sampai tak ada yang mau berdansa dengannya dan ia pergi) sepertinya entah kenapa kurang bisa menarik rasa saya sebagai penontonnya untuk ikut bersimpati dalam adegan tersebut. Dalam beberapa scene sedih (menahan kerinduan tentang rumah dan juga saat Rose meninggal) juga entah kenapa tidak bisa menarik rasa sedih saya seperti halnya cerita para korban pencabulan dalam Spotlight. Padahal, kualitas akting Ronan sebenarnya sudah cukup mumpuni. Apakah mungkin karena pembangunan situasi dan kondisi yang kurang maksimal oleh sang sutradara? Well, meski begitu, pesan yang disampaikan dalam film ini tetap tersampaikan dengan baik meskipun feel didalamnya kurang bisa dirasakan.


Last, Banyak pesan moral tersirat dalam film ini yang akan mengajarkan kita akan kesetiaan juga sabar dan tabah serta memikirkan secara matang apa yang baik untuk masa depan. Mungkin akan sulit memenangkan Best Picture dalam OSCARS bagi film ini. Namun untuk Actrees In Leading Role, Saoirse Ronan masih punya sedikit harapan untuk mendapatkannya mengingat ini kali kedua sang artis dinominasikan dalam OSCARS. Mari kita tunggu saja hasilnya nanti. Apakah kerja keras Ronan akan sangat terbayar lewat perannya dalam film ini ketika ia berhasil memenangkannya? Jika gagal, setidaknya ia banyak belajar dari film ini dan mungkin akan mencoba lagi di tahun-tahun berikutnya.


No comments:

Post a Comment