Friday, 6 November 2015

Spectre

Score: 7.2/10
"You are a kite dancing in a hurricane, Mr Bond." - Mr.White

Tahun ini adalah tahunnya film bertema-kan mata-mata. Dibuka dengan Kingsman pada februari, dilanjutkan dengan perwakilan dari CIA, SPY yang bertemakan action-comedy, lalu franchise yang sudah terkenal dari perwakilan IMF, Mission Impossible. Di tambah dengan The Man from U.N.C.L.E, Hitman, Survivor dan Bridge of Spies. Agen kenamaan James Bond dari MI6 tampaknya akan menutup petualangan para mata-mata di tahun 2015 ini. Berangkat dari kesuksesan Sam Mendes yang berhasil mengangkat rating James Bond kembali naik lewat Skyfall nya tahun 2012 lalu membuatnya terpilih kembali menjadi sutradara untuk proyek terbarunya ini. Menggaet kembali aktor-aktor lamanya, Daniel Craig. Begitupula dengan karakter-karakter sentral baru yang perannya akan lebih signifikan disini, sebut saja Ralph Fiennes sebagai M yang baru dan Ben Whishaw sebagai Q. Spectre tidak lain juga akan membahas berbagai masalah yang ternyata sudah mulai ada dari film-film pendahulunya.

Berangkat dari pesan M (Judy Dench) yang sudah meninggal lewat insiden Skyfall, James Bond (Craig) melacak Marco Sciarra (Cremona) untuk mengetahui rencana besar organisasi yang dinamakan Spectre untuk memusnahkan mata-mata dan mengendalikan pengintaian dunia. Namun sayang, insiden di Meksiko yang dinilai terlalu berlebihan harus membuat Bond diskors. Kini ia mengintai tanpa bantuan MI6. Di lain tempat, C yang baru atau Max (Scott) menilai bahwa program agen 00 sudah tidak kondusif dan sangat primitif. Dengan teknologi pengintaian robot yang baru, C membuat proposal untuk menggabungkan semua organisasi mata-mata dalam program Nine Eyes-nya. Program tersebut mengizinkan siapapun bisa meretas organisasi-organisasi teroris secara bebas. James Bond kemudian sampai pada Madeleine Swann (Seydoux) yang kemudian menuntunnya menuju Oberhauser (Waltz), pimpinan Spectre yang tidak lain adalah saudara tiri Bond yang dikabarkan sudah meninggal bersama ayah angkat Bond. Tidak hanya itu, Bond juga harus terus mengintai dan juga harus terus berlari dari Assassin kiriman Oberhauser, Hinx (Bautista). Dibalik itu semua, Madeleine ternyata mengajak Bond untuk keluar dari organisasi mata-mata dan mencoba hidup aman dan tentram bersamanya.




Harus diakui kalau soundtrack utama film ini yang dinyanyikan Sam Smith membuat film ini terasa lebih memorial. Sampai keluar dari bioskop, anda akan terngiang-ngiang dengan alunan musik dari lagu berjudul Writing's on The Wall tersebut. Namun tidak untuk kualitas ceritanya yang malah terkesan remeh-remeh. Terlalu banyak scene-scene yang sebetulnya kurang penting dalam plot utama cerita. Selain itu, terlalu banyak juga kebetulan-kebetulan yang mungkin kurang logis untuk film yang harusnya termasuk kedalam film spy dengan tema serius, seksi, dan kelam ini. Chemistry antara Bond dan Madeleine kurang terjamah, begitupula aura membunuh Dave Bautista yang tidak terasa kekejamannya, bahkan rasanya hanya seperti aura 'Maddog' di The Raid yang bertindak sebagai orang yang 'greget'. Justru Oberhauser yang diperankan Christoph Waltzlah yang paling menjanjikan disini. Dari awal, nada bicara dan raut wajahnya sudah menggambarkan aura bos yang kejam. Aksi-aksi yang dilakukan pun malah terasa mudah dan tidak ada adegan-adegan maupun twist yang mengundang rasa penasaran dan tanda tanya. Malahan, dari awal penonton pasti bisa menebak bahwa C pastilah termasuk kedalam komplotan Oberhauser.


Tidak hanya itu, Sam Mendes terlalu membuat film ini malah terasa lebih sulit dimengerti dengan banyaknya nama-nama dan penjelasan plot yang terlalu cepat dan banyaknya plot hole didalamnya. Bahkan kematian assasin greget yang diperankan Dave Bautista terlalu mudah dan terasa hambar, 'begitusaja'kah? tampilan Oberhauser dengan bekas luka pada mata-nya lebih terasa kejam. Apalagi saat Oberhauser meledakkan markas lama MI6 sudah sangat keren, begitupula dengan Bond yang keluar menggunakan perahu motor (meski harus diakui bahwa ide lompat dari lantai atas yang kemudian dibawahnya tiba-tiba ada jaring masih sedikit menjijikkan). Namun sayang, kekalahan pemimpin Spectre tersebut harus berakhir hanya dengan Bond yang menembak helikopter dengan pistol kecil di sungai Thames pada malam hari, dengan jarak yang sangat jauh, ayolah, kenapa peluru tersebut bisa sangat tepat mengenai mesin helikopter? Bahkan Ethan Hunt dalam MI:Rogue Nation kemarin memiliki solusi penyelesaian yang lebih baik dengan menjebak penjahatnya masuk dalam perangkapnya dan ending yang sangat 'cool'.


Pesan akhir dalam film yang telah disinggung M sebelumnya dalam dialognya bersama C cukup mengena. Melibatkan bagaimana ketika seorang agen ingin membunuh targetnya, ia harus memutuskannya sendiri dengan akal sehat ketika Bond menatap wajah kekalahan Oberhauser, apakah Bond akan tetap menarik pelatuknya untuk penjahat yang memang sudah pantas diberi hukuman mati ini. Hal itulah yang tidak ada dalam program Nine Eyes C. Ketika seorang agen harus membuat keputusannya sendiri. Berakhir dengan Bond keluar dari MI6 dan menjalani hidup baru dengan Madeleine, apakah film ini menjadi film terakhir Daniel Craig sebagai James Bond? Bagaimana dengan sekuel berikutnya jika film ini dinilai kurang berhasil seperti layaknya Quantum of Solace? Keputusan Sam Mendes mengakhiri sepak terjang agen 007 ini justru mungkin akan menimbulkan kontroversi dan menutup kemungkinan sekuel James Bond versi Craig ini. Bahkan meskipun akan ada sekuelnya, ending Bond keluar dari MI6 dalam film ini akan membuat film Bond berikutnya mungkin akan sedikit dipaksakan.


Overall, Spectre mungkin bukan film terbaik James Bond saat ini. Terlalu banyak kebetulan (kursi, Tali dan Tikus) yang sedikit dipaksakan. Namun film ini juga nyatanya tidak terlalu buruk untuk dinikmati, apalagi jika kalian adalah fans agen british ini. Selain itu, durasi dalam film juga membuat penonton mungkin akan selalu menunggu-nunggu apa yang akan terjadi di akhir film. Seperti dalam scene di markas Spectre Oberhauser, beberapa orang mungkin akan mengira bahwa disana akan menjadi scene aksi terakhir yang ternyata malah masih ada setengah jam lagi sebelum semua mencapai ending film. By the way, logat dan dialog antara Q dan James lumayan menghibur.


No comments:

Post a Comment