Friday 13 November 2015

Parasyte Part 2

Score: 6.8/10
"Kami hanyalah makhluk lemah. Karena itu, jangan ganggu kami." Ryoko Tamiya.

Sudah banyak adaptasi manga yang sukses dijadikan film layar lebar. Terlebih lagi, biasanya film-film hasil adaptasi garapan studio negeri matahari terbit ini membagi storyline dari manga yang panjang tersebut menjadi dua bagian film. Setelah sukses dengan bagian pertama nya, Film yang disutradarai Takashi Yamazaki dan diangkat dari manga berjudul 'Kiseijuu' karya Hitoshi Iwaaki ini telah banyak menuai respon positif dari para kritikus Jepang. Hal itu tentunya menjadi jaminan tersendiri bahwa film yang juga rilis dengan nama 'Kiseijuu: Kanketsuhen' ini akan menjadi bagian akhir yang sangat dinanti-nanti, apalagi untuk para fans manga dan anime-nya.

Setelah Migi (Sadao Abe) tidak berhasil mengambil otak Shinichi Izumi (Shota Sometani), Migi belajar memahami karakteristik kehidupan manusia sebagai tangan kanan Shinichi. Demi membalaskan kematian ibunya dan temannya yang nyaris celaka karena ulah monster parasit, Shinichi memutuskan untuk membasmi para parasit tersebut dengan bantuan Migi. Ryoko Tamiya (Eri Fukatsu), seorang parasit yang melakukan percobaan pada perilaku Shinichi tersebut rupanya diam-diam mengawasi anak sma tersebut dengan bantuan Kuramori (Nao Omori) sebagai jurnalis yang diam-diam meliput sang Parasyte Hunter ini. Terlibatnya Kuramori ternyata menyebabkan dirinya harus kehilangan anak perempuannya yang dibunuh oleh suruhan Hirokawa (Kitamura Kazuki), walikota yang juga memimpin para parasit tersebut. Kuramori akhirnya menyimpan dendam pada Ryoko yang membuatnya terlibat dalam kasus ini dan menginginkan penggantinya dengan menyandera anak Ryoko. Ryoko yang justru sudah mulai mengerti apa arti hidup dalam arti kemanusiaan ternyata sudah terlanjur sangat menyayangi bayinya yang seorang manusia tersebut. Dilain tempat, Hirokawa mendapati dirinya diserang oleh tentara yang ingin memusnahkan parasit. Goto (Tadanobu Asano) adalah seorang parasit terkuat diantara parasit lainnya yang berniat menghancurkan umat manusia. Kini ia mengejar Migi dan Shinichi agar impiannya tersebut dapat terkabul. Berhasilkah kerjasama antara Migi dan Shinichi menyelamatkan bayi Ryoko dan mengalahkan Goto?



Berbeda dengan bagian pertamanya yang masih mengusung tema perkenalan dengan ekspresi Shinichi yang masih ketakutan dalam menghadapi Parasit sampai di akhir film bagian pertama yang mengharuskan Shinichi beraksi dengan sangat epik. Bagian keduanya ini sungguh mengecewakan. Saya tidak tahu harus mengikuti alur cerita yang mana. Terlalu banyak karakter yang dihighlight. Selain itu, gagalnya chemistry antara Shinichi dan Satomi tentunya bukan salah satu hal penting disini. Justru love scene dari mereka lah yang terkesan memaksakan ada dalam jalan cerita dan membuang banyak durasi. Terlebih lagi, mati-nya Migi untuk sementara juga menambah daftar kekurangan dalam film ini. Selain itu, aksi pertarungan antara Goto dan Shinichi pun tidak se-epik dan sebagus aksi-aksi Shinichi di film pertamanya. Bahkan klimaks kalahnya Goto di pembakaran sampah pun terkesan terlalu mudah dan tak memberikan kesan apapun dalam film. Pemusnahan parasit yang dinilai terlalu mudah juga sepertinya masih mengganjal dalam benak audiens. Ending yang sedikit diperpanjang dangan adanya epilog yang cukup memakan durasi dan sepertinya tidak penting dan kurang berkenan ini juga hanya akan membuang-buang waktu. Terus terang, saya masih cukup kecewa dengan Migi yang meninggalkan Shinichi dengan cara menon-aktifkan dirinya begitu saja. Tidak adakah ending yang lebih pas untuk sepeninggalan Migi?

Dari semua kekurangan diatas, tidak adil rasanya jika saya tidak membicarakan beberapa kelebihan dalam film ini. Terus terang, CGI-nya sudah cukup bagus dan mumpuni. Kematian anak Kuramori benar-benar dikemas dengan sangat baik, pertambahan scene sang ayah yang menawarkan akan membelikan hadiah untuk sang anak, dan ketika Kuramori pulang kerumah membawakan hadiahnya tersebut, namun sang anak ternyata sudah dibunuh benar-benar menjadi scene terbaik yang menyayat hati para penontonnya kelak. Meski harus sedikit tertutupi dengan akting sedih Nao Omori yang sepertinya kurang berkesan, namun perubahan ekspresi dan sifat dari keseharian seorang ayah tersebut dinilai cukup signifikan dan dimainkan dengan apik olehnya.


Dilain cerita, Eri Fukatsu sebagai Ryoko Tamiya juga memiliki scene terbaiknya disini. Meski harus mati secara terbuka dihadapan Shinichi dan bayinya sendiri, Eri berhasil menyajikan perbedaan ekspresi dan emosinya dari seorang Parasit menjadi emosi manusia, seperti hal simpel yang ia lakukan untuk membuat bayinya tertawa, yakni dengan tawanya sendiri. Hal itu akhirnya menyadarkan Ryoko tentang arti kemanusiaan yang seharusnya dimengerti oleh semua Parasit agar parasit dan manusia bisa hidup berdampingan dengan damai, seperti yang dilakukan Shinichi dan Migi.


Finally, memang rasanya akan agak mengecewakan mengingat film pertamanya yang telah berhasil membuat twist menarik untuk bagian kedua ini. Namun pesan moral dan scene-scene drama antara Kuramori dan Ryoko tentu tidak patut untuk dilewatkan. Begitupula dengan naskah dalam bentuk dialog yang disajikan juga memiliki nilai kelebihannya sendiri. Meskipun memiliki akhir yang sedikit mengecewakan karena perpisahan Shinichi dan Migi yang terkesan begitu cepat, Namun jika kalian penasaran dengan aksi Shinichi dan Migi berikutnya, tentu nya film ini menghadirkan sajian akhir yang kurang menarik bagi para fansnya. Overall, film pertama lebih baik dari babak keduanya ini.


No comments:

Post a Comment