Saturday 28 November 2015

Ex_Machina

Score: 7.4/10
"One day the AIs are going to look back on us the same way we look at fossil skeletons on the plains of Africa... an upright ape living in dust with crude language and tools, all set for extinction." - Nathan.

Proyek penyutradaraan pertama dari Alex Garland. Selain ditulis juga olehnya, Garland rupanya sudah menelurkan banyak naskah film-film keren seperti Dreed, dan 28 Days Later. Dalam debutnya sebagai sutradara ini, Garland mencoba membuat film yang minim cast mahal, namun memiliki arti pesan moral positif yang tinggi tentang suatu tes kecerdasan buatan yang benar-benar memiliki kesadaran layaknya manusia. Beruntungnya, cast yang terpilih ternyata bisa menjadi sorotan besar kedepannya mengingat Oscar Isaac akan bermain di franchise besar Star Wars dan Alicia Vikander bermain dalam The Man from U.N.C.L.E.
Caleb (Gleeson) memenangkan undian berhadiah untuk mengunjungi rumah pemilik perusahaan terkenal tempat ia bekerja, yakni Blue Book yang dimiliki oleh Nathan (Isaac). Nathan tinggal sendirian di daerah pegunungan. Dulunya, rumah tersebut didesain untuk tempat Fasilitas riset ilmiah yang hingga kini secara diam-diam Nathan gunakan untuk test percobaan Artificial Intelligence (AI) yang ia buat. Caleb terpilih sebagai orang luar pertama yang akan mengetes keperibadian Ava (Vikander). Dibalik itu semua, Nathan ternyata telah membuat beberapa AI yang sebenarnya sudah dinilai berhasil dalam segi kepribadian sebagai manusia. Ava yang belum pernah keluar dari ruangannya pun telah jatuh cinta pada Caleb, begitu pula sebaliknya, mereka berdua pun merancang rencana agar bisa kabur dari rumah Nathan yang telah mengurung Ava semenjak ia dihidupkan.




Ide cerita yang menarik, simpel, sekaligus bertema agak dark dan mistis. Dikemas seperti film gelap dengan banyak sekali pertanyaan yang akan membuat twist menjadi antiklimaks diakhir film. CGI yang ditampilkan pun cenderung detail dan apik. Film yang hanya memiliki 4 aktor utama dari awal sampai akhir memang cenderung harus memiliki kualitas akting yang bagus. Namun dari keempat aktor tersebut, semuanya sudah bisa dinilai mampu membawa feel film ini memenuhi ekspektasi sang sutradara. Meski beberapa scene masih terlihat kurang rapih dalam segi komposisi dan pengaturan letak transisi scene yang kurang baik (seperti saat Caleb mengambil kartu pass Nathan saat dia mabuk. Scene dibolak-balikkan dari Caleb meretas komputer ke Nathan yang masih mabuk tertidur terasa kurang berdramatisir).


Ending? kenyataan bahwa rencana Caleb yang telah berjalan dengan baik rupanya memberikan kejutan tersendiri diakhir. Begitupula dengan keputusan akhir Ava yang meninggalkan Caleb sendirian disana. Overall, meski film ini memiliki nilai nudity yang tinggi (dilihat dari berbagai scene yang memperlihatkan tubuh seorang robot perempuan berkulit manusia), tema dan storyline yang disajikan rupanya mendapatkan respon positif dari beberapa penonton. Yang dalam artian, meski pendapatan box office nya mungkin kurang menggembirakan, namun sajian didalamnya tak bisa dibilang remeh.

No comments:

Post a Comment