Seorang anak remaja cerdas bernama David Raskin (Weston) berusaha lulus dan mendapatkan beasiswa untuk bisa masuk ke MIT. Mengetahui kabar bahwa dirinya lulus, namun masalah keuangan keluarganya belum mencukupi. Adik David, Christina (Gardner) menemukan sebuah rekaman ulang tahun kakaknya yang ke tujuh dan melihat keanehan disana. David dengan umurnya saat ini berada pada rekaman tersebut. Melihat itu, David juga menemukan sebuah blue print penciptaan mesin waktu dengan nama Project Almanac milik ayahnya yang telah meninggal (Weeks). Dengan bantuan adik dan teman-temannya, Quinn (Lerner) dan Adam (Evangelista), mereka kemudian membuat mesin waktu tersebut. Setelah berhasil dengan percobaan pertama mereka, Jessie (Black-D'Elia), perempuan yang sebenarnya menyukai David, ikut bergabung dengan tim mereka dan menjelajahi masa lalu bersama-sama. Seperti kebanyakan remaja pada umumnya, mereka memperbaiki setiap kesalahan mereka di masa lalu, seperti ujian dadakan, balas dendam, sampai memenangkan undian lotere, menyatakan cinta, dan berpesta pora.
Namun hal yang tak diinginkan pun kemudian terjadi. Bencana-bencana yang sebelumnya tidak ada, kini merubah masa depan menjadi tidak beres. Mengetahui adanya teori Ripple Effect karena perbuatan mereka, David yang merasa bertanggung jawab akan semua ini berusaha mengubah bencana-bencana itu sendirian.
Di awali dengan sajian kecerdasan seorang remaja David, found footage yang disajikan tidaklah buruk. Alur dan plot yang di usung juga di paparkan dengan jelas. Materi-materi sci-fi sungguh kental dalam film ini, meski entah kebenarannya dapat di uji atau tidak. Fokus kisahnya berada pada balutan kehidupan remaja saat ini yang sangat realistis membuat film ini patutnya disukai oleh kalangan remaja yang khususnya menyukai genre sci-fi serupa. Meski tanpa bintang besar, Weston dan teman-temannya berhasil membuat chemistry yang sempurna, bahkan kisah remaja mereka benar-benar seperti mengalir apa adanya, meski agak sedikit kecewa dengan kisah romansa antara David dan Jessie yang kurang menggebrak disini. Kelakuan karakter Quinn yang terkadang konyol sungguh membuat film sci-fi ini lebih hidup dengan komedinya. Mengusung gaya found-footage, tidak banyak adegan aksi yang di sajikan, beberapa efek hanya di fokuskan pada saat mereka berpindah waktu. Scoring yang asyik di dengarkan untuk kalangan remaja, apalagi penampakan Imagine Dragon, alhasil membuat film ini lebih memiliki efek musik yang pas dengan kehidupan remaja masa kini. Finally, agak sedikit kecewa dengan endingnya yang meski di fikir lewat logika filmnya memang tidak logis. Mungkin hal itu juga yang menyebabkan rating dari beberapa kritikus cenderung rendah.
Rate : 7.0/10
"If tomorrow is the end. what my last wish is truly in love with someone." - Jessie Pierce
No comments:
Post a Comment