Sunday 24 May 2015

Parasyte Part 1

Score: 7.4/10
"Apabila jumlah manusia bisa berkurang setengah, mungkinkah jumlah hutan yang terbakar menjadi setengahnya? Jika jumlah manusia menjadi satu banding seratus, mungkinkah limbah yang ada menjadi satu banding seratus juga? Seseorang di dunia ini pasti berpikir begitu jika ingin menyelamatkan hidup orang lain." - Ryoko Tamiya

Sudah banyak film-film adaptasi manga yang sudah di jadikan film Live-Action oleh Jepang. Sebut saja Dragon Ball lalu pada era 90an, lalu baru saja kemarin ada Rurouni Kenshin dan Lupin III. Di angkat dari manga berjudul Kiseijuu karya Hitoshi Iwaaki. Juga di sutradarai oleh sutradara yang juga sudah angkat namanya lewat Stand By Me Doraemon, Takashi Yamazaki. Film yang mengangkat tema mystery thriller ini menjadi salah satu adaptasi manga yang terbilang sukses. Mengikuti beberapa adaptasi manga sebelumnya maupun kedepannya, film ini terbagi menjadi 2 bagian. Bagian finalnya pun baru akan rilis sekitar musim panas ini.


Shinichi Izumi (Sometani) nyaris terbunuh oleh Parasit yang tidak berhasil memakan otaknya. Akibatnya, parasit itu hanya masuk ke tangan kanannya dan menamai dirinnya Migi (Abe). Di ketahui bahwa parasit seperti Migi menyerang otak manusia dan menjadikannya sebagai tubuh yang tentunya menyebabkan manusia si pengguna tubuh sebenarnya sudah mati. Bukan hanya itu, lebih parahnya lagi parasit ini tidak punya belas kasih dengan makhluk hidup dan membuat manusia terlihat seperti sekedar hewan dan makanan mereka belaka. Berbeda dengan Parasit lainnya, Karena Migi hanya singgah di tangan Shinichi, dia memakan nutrisi yang dimakan Shinichi. Seorang parasit bertubuh wanita, Ryoko Tamiya (Fukatsa) menyamar sebagai salah satu guru di sekolah Shinichi dan melakukan berbagai penelitian untuk manusia dan para parasit (seperti parasit yang mencoba berkembang biak, maupun mencoba makanan manusia dan berhenti memakan manusia). Beberapa kasus pembunuhan sadis yang disebabkan Parasit, serta ketidaksukaan parasit lain karena Migi hanya mengambil tangan kanan Shinichi akhirnya berujung pada kematian Ibu Shinichi (Yoki) dan insiden pembunuhan massal di sekolah oleh Hideo (Higashide) yang menyebabkan teman perempuan Shinichi, Satomi (Hashimoto) dalam bahaya. Mampukah Shinichi membalaskan dendam ibunya dan menyelamatkan Satomi?



Dilihat dari segi alur dan jalan cerita, versi live-action nya sudah terlihat lebih baik ketimbang dalam cerita anime maupun manganya, meski penggambaran karakter Shinichi yang awalnya lugu dan culun (berkacamata) tidak di kaitkan di sini. Penggambaran karakter parasit yang jika dilihat sekilas benar2 berdeda dengan manusia pun sudah lebih baik dari animenya (meski penggambaran karakter kaku itu cenderung di lebih-lebihkan). Spesial effect Parasit di mulai dari pertarungan sampai detail-detail kecil pun sudah layak untuk di nilai "menyatu" dengan keseluruhan environment. Menurut saya, Shota sudah berusaha keras memerankan Shinichi yang penakut di awal cerita menjadi Shinichi kuat, pemberani dan mulai tidak berhati manusia di akhir, namun itu tetap masih menjadi kejanggalan dan saya rasa masih kurang cocok. Eri Fukatsu sudah bagus menjadi Parasit yang serba ingin tahu dengan wajahnya yang polos itu. Alur cerita membawa rasa ketegangan dan penasaran sampai akhir sehingga bagian kedua dari film ini menjadi film yang patut di tunggu-tunggu.


No comments:

Post a Comment