Score: 8.3 / 10
" This is where it begins, Captain. This is where the frontier pushes back!" - Krall
Kesuksesan dari franchise tandingan Star Wars ini sudah tak perlu diragukan lagi. J.J Abrams berhasil membuat fans akademi Starfleet merasa terpuaskan akan reboot yang di mulai pada tahun 2009 lalu. Berjarak tiga tahun lamanya setelah Star Trek Into Darkness, J.J Abrams harus mundur dari kendali sutradara untuk mengambil proyek Star Wars: The Force Awakens. Sebagai produser, ia menunjuk Justin Lin yang telah malang-melintang di franchise balap mobilnya (Fast & Furious) untuk menjadi kapten yang membawa subjudul 'Beyond' ini. Sayangnya, franchise yang berasal dari tv series karya Gene Roddenberry ini harus kehilangan dua orang aktor berbakatnya, yakni Leonard Nimoy yang berperan sebagai Spock tua sekaligus Spock pada masa-masa Star Trek pada generasi sebelum di reboot, dan Anton Yelchin yang bulan lalu mengalami kecelakaan. Maka tak pelak lagi jika diakhir film nanti, Star Trek Beyond akan didedikasikan untuk mereka.
Melanjutkan misi lima tahun USS Enterprise yang baru saja berjalan tiga tahun. Kapten Kirk (Pine) dan kawan-kawan singgah di ujung perbatasan yang belum terpetakan, sebuah Starbase bernama Yorktown. Rupanya tidak banyak waktu mereka untuk beristirahat karena setelahnya, seorang kru yang berhasil selamat di daerah Nebula datang untuk meminta pertolongan. Sesampainya Enterprise di tepi planet setelah Nebula, mereka diserang oleh sekumpulan alien yang dipimpin oleh Krall (Elba). Hal itu membuat Kapten Kirk harus menyelamatkan kru yang selamat dari kapal dan merelakan Starship USS Enterprise hancur. Terpisah dari kru lainnya, Scotty (Pegg) bertemu dengan Jaylah (Boutella), seorang alien yang berhasil selamat dari kekejaman ambisi Krall di planet tak bernama tersebut. Di lain tempat, Dr. Bones (Urban) harus merawat Commander Spock (Quinto) yang terluka dan berusaha terus sembunyi dari patroli pasukan Krall. Begitupula dengan Kirk dan Chekov (Yelchin) yang kembali ke reruntuhan Enterprise untuk memeriksa keadaan kapal mereka. Sedangkan Sulu (Cho) dan Letnan Uhura (Saldana) yang tertangkap Krall mulai mencari tahu seluk beluk alien yang menewaskan setengah kru kapal mereka. Kapten Kirk harus menemunkan harapan dalam ketidakmungkinan yang kini ia hadapi untuk menyelamatkan seluruh awak kapalnya yang selamat dan mencegah Krall untuk mendapatkan senjata yang telah lama ia cari dengan tujuan menghancurkan federasi, dimulai dari Yorktown.
" This is where it begins, Captain. This is where the frontier pushes back!" - Krall
Kesuksesan dari franchise tandingan Star Wars ini sudah tak perlu diragukan lagi. J.J Abrams berhasil membuat fans akademi Starfleet merasa terpuaskan akan reboot yang di mulai pada tahun 2009 lalu. Berjarak tiga tahun lamanya setelah Star Trek Into Darkness, J.J Abrams harus mundur dari kendali sutradara untuk mengambil proyek Star Wars: The Force Awakens. Sebagai produser, ia menunjuk Justin Lin yang telah malang-melintang di franchise balap mobilnya (Fast & Furious) untuk menjadi kapten yang membawa subjudul 'Beyond' ini. Sayangnya, franchise yang berasal dari tv series karya Gene Roddenberry ini harus kehilangan dua orang aktor berbakatnya, yakni Leonard Nimoy yang berperan sebagai Spock tua sekaligus Spock pada masa-masa Star Trek pada generasi sebelum di reboot, dan Anton Yelchin yang bulan lalu mengalami kecelakaan. Maka tak pelak lagi jika diakhir film nanti, Star Trek Beyond akan didedikasikan untuk mereka.
Melanjutkan misi lima tahun USS Enterprise yang baru saja berjalan tiga tahun. Kapten Kirk (Pine) dan kawan-kawan singgah di ujung perbatasan yang belum terpetakan, sebuah Starbase bernama Yorktown. Rupanya tidak banyak waktu mereka untuk beristirahat karena setelahnya, seorang kru yang berhasil selamat di daerah Nebula datang untuk meminta pertolongan. Sesampainya Enterprise di tepi planet setelah Nebula, mereka diserang oleh sekumpulan alien yang dipimpin oleh Krall (Elba). Hal itu membuat Kapten Kirk harus menyelamatkan kru yang selamat dari kapal dan merelakan Starship USS Enterprise hancur. Terpisah dari kru lainnya, Scotty (Pegg) bertemu dengan Jaylah (Boutella), seorang alien yang berhasil selamat dari kekejaman ambisi Krall di planet tak bernama tersebut. Di lain tempat, Dr. Bones (Urban) harus merawat Commander Spock (Quinto) yang terluka dan berusaha terus sembunyi dari patroli pasukan Krall. Begitupula dengan Kirk dan Chekov (Yelchin) yang kembali ke reruntuhan Enterprise untuk memeriksa keadaan kapal mereka. Sedangkan Sulu (Cho) dan Letnan Uhura (Saldana) yang tertangkap Krall mulai mencari tahu seluk beluk alien yang menewaskan setengah kru kapal mereka. Kapten Kirk harus menemunkan harapan dalam ketidakmungkinan yang kini ia hadapi untuk menyelamatkan seluruh awak kapalnya yang selamat dan mencegah Krall untuk mendapatkan senjata yang telah lama ia cari dengan tujuan menghancurkan federasi, dimulai dari Yorktown.
Ditulis oleh Simon Pegg (Shaun of The Dead, Hot Fuzz) dan dibantu oleh Doug Jung. Mereka bertugas untuk membuat nuansa film ini agar kembali seperti apa yang telah ada dalam Star Trek dulu. Dua film sebelumnya yang cenderung bertema gelap ternyata banyak dikritik fans bahwa hal tersebut bukanlah franchise penjelajahan galaksi yang dulu mereka kenal. Entah apakah berhasil menghadirkan Star Trek seperti nuansa orisinilnya (maaf, saya belum nonton serial tv nya) namun warna yang disajikan memang sudah berbeda dari dua installment sebelumnya tanpa harus melepaskan imej masing-masing karakter yang telah dibangun sejak rebootnya ini. Porsi masing-masing karakterpun dibagi sama rata sehingga tugas dan peran tim utama dalam film ini pun bukan hanya sekedar tempelan belaka. Pembagian dari terpencarnya kru utama kapal Enterprise menjadi beberapa bagian memang terbilang cukup brilian untuk membawa alur cerita menuju ending yang apik.
Meski memberikan nafas berbeda dari arahan Abrams, harus diakui bahwa Star Trek garapan Justin Lin ini tidak buruk. Jika ditanyakan mana yang terbaik dari tiga installment reboot nya, maka hanya masalah selera masing-masing individu saja yang membedakan. Beyond menghadirkan film yang berwarna lebih terang dan fun dibandingkan dua film sebelumnya. Bahkan kerjasama tim terasa lebih kompak dan teratur disini. Tak ada lagi perdebatan serius antar kru yang membangun tensi film lebih dramatis seperti pada dua film sebelumnya. Lebih banyak adegan aksi dan ide-ide cerdas untuk menjatuhkan lawan yang menggunakan prinsip serangan 'lebah' ini. Bahkan unsur-unsur teori sci-fi yang rumit dikemas dengan simpel dengan dialog yang fun sehingga mudah dicerna oleh penonton.
Namun yang sangat disayangkan adalah adegan pembuka film ini tidak se'wah' dan semegah dua installment sebelumnya. Begitupula dengan Jaylah vs Manas yang koreografi pertarungannya masih terasa biasa saja. Apalagi karakter Manas yang tidak diperlihatkan masih hidup atau mati diakhir film, hanya diperlihatkan terjatuh dari tempat pertarungannya dengan Jaylah. Meski begitu, Joe Taslim yang memerankan karakter tersebut setidaknya cukup berbangga diri karena memiliki porsi adegan yang lebih banyak dari kerjasamanya dulu dengan Justin Lin dalam Fast Furious 6. Meski wajahnya tertutup make-up dan CG, setidaknya karakter tersebut menjadi satu-satunya kaki tangan pertama dari karakter villain utama.
Dari sisi scoring, lagu Rihanna menjadi penutup film yang pas. Sedangkan lagu dari grup hip-hop Beastie Boys berjudul "Sabotage" yang pernah muncul dalam trailer perdananya, akan kembali menjadi sebuah lagu penting dalam film ini setelah sebelumnya juga sempat terdengar pada film Star Trek (2009) saat James T. Kirk muda mengendarai mobil. Penutup perang yang mengandalkan lagu tersebut akan terasa sangat unik. Sekali lagi, Simon Pegg rupanya cukup pandai dalam membuat naskah atau plot dan Justin Lin mengaplikasikannya dengan baik bersama dengan seluruh kru film. Untuk Scoring khas Star Trek tentunya juga akan kembali mewarnai beberapa adegan disini, hanya saja rasanya tidak se-intens dalam Into Darkness.
Installment ketiga dari reboot franchise yang mengangkat nama Chris Pine dan Zachary Quinto ini menyajikan pembuka menuju misi lima tahun diluar batas teritori yang belum dipetakan dengan baik. Di ceritakan bahwa untuk dapat melewati Nebula ternyata juga dibutuhkan kapal yang canggih dan siap untuk menjelajah, hilang dan tersesat dalam jagad angkasa luar yang tak terhingga. Disitulah menariknya petualangan Star Trek nantinya. Dalam film ini, penonton akan dibawa kembali tentang apa alasan mereka dapat menjelajah hingga kini. Terutama untuk karakter utama James Tiberius Kirk yang ternyata baru menemukan apa arti dari 'penjelajahan' dan pangkat dari seorang 'kapten'. Begitupula dengan Spock yang mendengar bahwa Spock yang lebih tua darinya telah wafat, ia juga harus menanggung tanggungjawab untuk melestarikan bangsa Vulcan yang hampir punah. Di akhir film, para fans juga akan dikejutkan dengan penampakkan kru kapal Enterprise dalam saga Star Trek lama. Hal ini mungkin akan membuat franchise yang tadinya menjadi reboot Star Trek akan memiliki sedikit keterkaitan dengan saga originalnya.
Overall, Star Trek Beyond cukup menghibur dan tidak mengecewakan. Dari segi keseluruhan filmnya, sulit bagi saya menentukan mana yang lebih baik dari tiga Star Trek reboot ini jika baru sekali menontonnya. Lampu hijau untuk sekuel berikutnya pun sudah diberikan oleh studio. Bahkan dua aktor utamanya juga sudah menandatangani kontrak lanjutan untuk film yang rencananya akan membawa ayah James Kirk, George Kirk yang diperankan Chris Hemsworth kembali di installment ke empat. Tak hanya itu, sempat muncul kabar juga bahwa Star Trek juga akan diangkat kembali menjadi tv series tahun 2017 nanti. Jadi, jangan sampai ketinggalan untuk petualangan pembuka saga Star Trek yang baru menuju Infinite Space ini.
No comments:
Post a Comment