Thursday 28 April 2016

Captain America: Civil War

Score: 7.5/10
"I know we're not perfect, but the safest hands are still our own." Steve Rogers / Captain America

Setelah sukses besar lewat Captain America: Winter Soldier, pihak Marvel kembali menggaet Russo Brothers (Anthony & Joe Russo) untuk kembali membidani installment ketiga dari pahlawan asal perang dunia kedua ini. Tak lama setelah DC mengumumkan untuk membuat Batman v Superman, Kevin Feige selaku producer besar segera menjawab tantangan kubu superhero tersebut dengan mulai menggarap arc Civil War kedalam film pembuka fase ke 3 dari Marvel Cinematic Universe ini. Tak lepas dari kisah orisinilnya, Captain America: Civil War akan menyajikan perpecahan grup Avengers menjadi dua kubu, yakni tim Captain America, dan tim Iron Man.

Pasca semua kejadian yang pernah Avengers lakukan, pihak berwenang bersama dengan PBB  membuat sebuah perjanjian dengan para anggota superhero tersebut untuk membatasi aksinya yang dinilai telah melampaui batas. Meski banyak masyarakat yang menganggap mereka pahlawan, namun tidak sedikit juga keluarga dari orang-orang yang tak selamat pada tiap insiden, membenci tim pembawa masalah tersebut. Tony Stark (Downey) juga berpikir demikian, dialah salah satu orang yang menciptakan Ultron dan membuat Sokovia berada diambang kehancuran. Cepat atau lambat, kegiatan mereka akan dibatasi oleh pemerintah. Pencipta armor besi ini kemudian menyetujui untuk membuat undang-undang superhero tersebut. Lain kata dengan Steve Rogers (Evans), pria berusia lebih dari 100 tahun ini menolak untuk bekerja dibawah 'Perjanjian Sokovia' dengan dalih bahwa "pekerjaan ini memanglah untuk menyelamatkan orang-orang sebanyak yang kita bisa, terkadang itu bukan berarti semuanya". Masalah tidak selesai sampai disitu saja, Bucky Barnes (Stan) dituduh mengebom gedung tempat akan dilaksanakannya pertemuan pembahasan 'Perjanjian Sokovia'. Raja Tchaka (Kani) tewas dalam insiden itu dan membuat sang anak, T'Challa (Boseman) memburu mati-matian sahabat Captain America ini. Mengetahui bahwa ada yang tak beres dengan insiden tersebut, pahlawan berkostum biru berbintang itu memutuskan untuk mengamankan Bucky dari kejaran pemerintah. Hal ini membuat Secretary of State, Thaddeus Ross (Hurt) mengutus sisa tim Avengers yang tak mendukung ulah Captain, untuk memburunya. Iron Man memimpin sekumpulan pasukan dengan dua anggota baru dalam rangka menangkap pria yang pernah terkurung dalam es itu beserta timnya untuk diadili atas ulah mereka melindungi The Winter Soldier.



Ini adalah film superhero kedua yang mengangkat tema pertikaian antar pahlawan tahun ini. Berbeda dengan pihak DC yang mengusung perang satu lawan satu, Marvel membuat pertikaian antara Iron Man dengan Captain America ini menjadi megah lewat sajian tim dengan tambahan beberapa karakter superhero baru. Termasuk dua superhero 'serangga' yang berhasil mencuri perhatian dalam film ini. Spider-man tampil lebih fresh, lucu dan menarik dibandingkan dengan dua versi sebelumnya. Ant-Man cukup unik dengan memperlihatkan kekuatan barunya yang tidak hanya sekedar memperkecil tubuh. Dan tentu saja karakter baru Black Panther dengan aura misterius menjadi debut pertama untuk kisahnya dalam Marvel Cinematic Universe (MCU) ini.



Konflik yang terbangun antara chemistry pria berkostum besi dengan pahlawan bertameng ini patut diacungi jempol. Masing-masing karakter tak hanya menampilkan ego mereka, namun juga rasa logika dan persahabatan yang kuat juga melatarbelakangi pertarungan mati-matian pada final battlenya. Setiap karakter manusia super ini mempunyai porsi adegan yang terbagi rapih, tidak seperti dua film Avengers sebelumnya yang terkadang masih berat sebelah dari sisi keunikan aksi. Simpelnya, film ini mungkin adalah tayangan Avengers versi sempurna. Hanya saja, kisahnya mengangkat keruntuhan grup hero tersebut. Title utama 'Captain America' pun tidak terganggu, terbukti bahwa karakter Steve Rogers masih menjadi sorot utama dalam film ini dibandingkan tokoh hero lainnya.



Di lain sisi, perkenalan Peter Parker dengan Tony Stark cukup unik dan lucu. Terus terang, mengingat usia sang spider-man tersebut lebih muda dari versi sebelumnya, saya cukup kaget melihat penampilan bibi May yang masih cukup cantik mempesona. Ditambah lagi dialognya dengan Tony Stark yang sudah sangat cair dan mengundang tawa beberapa penonton. Wajar saja, ternyata aktor kawakan Sherlock Holmes versi layar lebar ini sebelumnya juga pernah bermain dengan Marisa Tomei (aktor yang berperan sebagai bibi May) dalam Only You (1994) dan sempat menjalin hubungan. Lalu ada juga hubungan kaku antara dua anggota lainnya, yakni Vision dengan Scarlett Witch. Dalam versi komik, diceritakan bahwa mereka berdua saling jatuh cinta dan menjalin hubungan. Well, hal itu rupanya telah diperlihatkan mulai dari film ini, tentang bagaimana sikap makhluk buatan yang tadinya bernama J.A.R.V.I.S itu mulai memperhatikan saudara kembar Quick Silver ini dengan ekspresi yang kaku layaknya robot. Terakhir, Zemo (Bruhl) tampil mempesona sebagai sosok villain tanpa super power yang mendendam dengan rencana yang lebih masuk akal dan cerdas dalam mengadu domba para pelindung bumi ini.



Film pertama dari MCU fase 3 ini sepertinya lebih mengutamakan pemanasan menuju film solo Black Panther dan Spider-Man Homecoming dibandingkan menampakkan beberapa easter eggs Infinity War. Hal ini terpapar dari dua post credit scene yang menampilkan latar dari tokoh Black Panther dan Manusia laba-laba. Overall, meski tidak semegah versi komiknya, Russo brothers sukses membangun sekuel kedua dari Captain America ini tidak hanya syarat akan aksi spektakuler, melainkan latar cerita yang simpel, kuat, namun juga dramatis dan lucu.


No comments:

Post a Comment