Wednesday, 13 April 2016

The 5th Wave

Score:7.0/10
"It's our hope, that makes us human." - Cassie
 
Adaptasi novel post apocalyptic yang diangkat ke layar lebar karya Rick Yancey. Salah satu bagian awal dari sebuah trilogi, Sony berusaha mengikuti jejak rekam studio film lainnya yang sukses mengangkat seri-seri novel dystopian ke layar lebar. Namun sayang, film yang disutradarai J. Blakeson ini tampaknya belum cukup memuaskan dari segi kritik maupun pendapatan studio sehingga hanya memiliki kemungkinan kecil untuk memiliki sekuel. Untuk dapat menggaet penonton lebih banyak, Sony membawa artis muda Chloe Grace Moretz langsung sebagai pemeran utamanya dan juga beberapa deretan cast yang sudah tidak asing lagi seperti Nick Robinson (Jurassic World), dan Liev Schreiber (Wolverine, Spotlight).

Bangsa alien mulai mendatangi bumi untuk menjadikannya tempat tinggal mereka dengan menghabisi seluruh spesies manusia secara perlahan tanpa menyebabkan kerusakan besar di Bumi. Alien yang manusia menyebutnya dengan nama 'The Others' tersebut mulai menginvasi dengan berbagai tahap gelombang. Gelombang pertama, kejutan elektromagnetik yang menon-aktifkan sumber daya listrik, mesin, dan berbagai teknologi lainnya. Gelombang kedua, gempa bumi yang dihasilkan dari berbagai sumber air yang membuat ombak besar layaknya tsunami. Gelombang ketiga, wabah penyakit. Gelombang keempat, invasi dengan meniru bentuk manusia yang menyebabkan manusia bisa saling membunuh. Dan gelombang kelimalah yang masih misterius. Cassie (Moretz) telah kehilangan sang ibu dalam gelombang ketiga dan harus berpisah dengan ayahnya ketika tentara US mengamankan anak-anak dalam markas militer mereka. Cassie terpisah dengan adiknya, Sam (Arthur) saat pengamanan tersebut. Ia kemudian berusaha mencapai pangkalan tersebut dengan bermodalkan beberapa senjata yang ia temukan sampai bertemu dengan Evan walker (Roe), pria kuat dengan penuh rahasia yang senantiasa menemaninya sampai pangkalan. Dilain tempat, kolonel Vosch (Schreiber) melatih para remaja dan anak-anak untuk siap berperang melawan 'the others' yang menyamar dalam wujud manusia. Ben Parish (Robinson) teman satu SMA dengan Cassie melatih dirinya dan berhasil menjadi pemimpin tim dengan kode nama 'zombie'. Ia kemudian melaksanakan misi pertamanya disebuah tempat yang menurut pengawasan kolonel Vosch penuh dengan invasi 'The Others'. Namun kelakuan teman satu timnya, Ringer (Monroe) berhasil membuat jelas apa yang sedang terjadi pada mereka saat ini. Ya, gelombang kelima adalah diri mereka sendiri.



Premis cerita yang menjanjikan namun terkesan berlama-lama diawal kisah Cassie. Beberapa twist yang sepertinya mudah tertebak harus terbuka dengan kenyataan yang lebih nge-twist dari sebelumnya, dan itulah salah satu kelebihan film ini dari segi storyline untuk para penonton baru yang belum membaca novelnya. Sayangnya, akting Chloe sepertinya tidak sebaik akting-aktingnya pada film terdahulunya. Dominannya cast baru dan artis anak-anak membuat film ini seperti gagal mendapatkan feel yang tepat dalam setiap adegannya, baik itu kesedihan saat orang tua Cassie meninggal, ataupun saat salah satu teman seperjuangan tim Zombie gugur di medan perang. Chemistry antara Cassie dan Evan pun sepertinya sulit didapat, dan Liev Schreiber seperti biasa lebih cocok tampil dengan peran antagonis. Yang mencuri perhatian mungkin gaya glamor dan urak-urakannya Maika Monroe sebagai Ringer namun dengan karakter yang tetap memiliki skill dan rasa kepedulian tim yang professional.


Visual effect yang sebenarnya megah, namun memang hanya digunakan pada awal dan akhir film. Satu lagi, kelebihan dari film ini adalah aksi koreografi pertarungan cerdas yang memang tak main-main. Gaya bertarung Evan Walker layaknya pro dengan kekuatan aliennya pun tak jarang akan memukau hati penonton wanita. Aksi para remaja yang telah dilatih, tim yang dipimpin Ben Parish pun cukup bagus. Ekspresi polos dan takut Teacup, aksi heroik Ringgo dan ide-ide kepemimpinan Ben, masing-masing diperankan dengan cukup bagus pada scene peperangan tersebut. Sebaliknya, pertemuan kembali Cassie dengan sang adik sepertinya kurang didramatisir, begitu pula dengan pertemuan kembali Cassie dengan Evan Walker yang telah 'begitu saja' berhasil masuk dan menanam bom pada pangkalan. Harusnya ada beberapa scene saat ia meletakkan bom tersebut di pangkalan mereka.


Overall, film ini tidak buruk dari segi cerita, mungkin hanya karena para pemain yang kurang total dalam berakting menanggapi invasi alien tersebut. Terlalu menjurus ke drama, padahal rasanya banyak sekali spot penempatan tensi adegan-adegan, horor, thriller, action yang menegangkan yang belum terisi dengan baik. Sangat disayangkan jika film ini tidak mendapat film kelanjutannya karena dari awal, Rick Yansey telah membuat konsep Dystopian Future dengan premis yang menarik. Jika proyek berikutnya terealisasi, The Infinite Sea dan The Last Star bisa belajar dari kesalahan film pembukanya ini.



No comments:

Post a Comment