Thursday, 14 April 2016

Boboiboy The Movie

Score: 7.7/10
"Terbaik!" - Boboiboy

Sukses dengan penayangannya sebagai serial tv anak-anak selama 3 season yang bermula pada tahun 2011 lalu, Animonsta studios dan Primeworks dari malaysia ini lantas tak tanggung-tanggung untuk membuat proyek besar untuk layar lebar yang telah terdengar kabarnya sejak 2014 lalu. Memenangkan penghargaan dalam Anugerah Karyawan Animasi pada tahun 2013 lalu dengan kategori 'Skrip animasi terbaik', 'tema musik terbaik', dan 'pengisi suara terbaik' membuat Nizam Razak dengan teguh hati menyutradarai proyek besar ini. Meski sempat memundurkan jadwal perilisannya (sebelumnya, dari teaser pertama, film ini seharusnya tayang akhir tahun 2015), Animonsta Studios akhirnya merilis Boboiboy The Movie yang mungkin mengambil setting waktu setelah season 3 (meski season 3 nya pun sendiri belum selesai hingga saat ini) di bulan Maret lalu. Berbeda satu bulan dengan penayangannya di Indonesia pada tanggal 13 April kemarin.

Pasukan Tengkotak adalah pasukan yang sangat ahli menangkap Sfera Kuasa. Klamkabot (Usamah Widiatmoko) adalah salah satu Sfera Kuasa generasi pertama yang berkekuatan teleportasi yang berhasil kabur dari kejaran Tengkotak, datang ke bumi untuk meminta pertolongan Ochobot (Mohd Fathi Diaz). Bentrok antara pemimpin pasukan Tengkotak, Bora Ra (Azman Zulkiply) dengan Boboiboy (Nur Fathiah Diaz) untuk melindungi Ochobot pun tak terelakkan. Boboiboy bersama kawan-kawan pun segera menuju pulau mengapung untuk menyelamatkan Ochobot. Dalam perjalanan, mereka dihadang berbagai tantangan mulai dari robot gurita raksasa, hiu berkaki, sampai dengan Klamkabot yang menginginkan Ochobot agar segera diupgrade demi menyelesaikan misi untuk melindungi kuasa teleportasi. Boboiboy juga harus terus menghindar dari Bora ra beserta anak buahnya karena perbedaan kekuatan yang begitu jauh.




Dibuka dengan aksi kejar-kejaran antara Pasukan Tengkotak dengan Klamkabot. Inti cerita telah dibangun sejak awal film dengan mendeskripsikan kelemahan Boboiboy dan masalah yang akan dihadapinya, yakni Boboiboy yang pelupa dan masalah janjinya sebagai teman dengan Ochobot. Tensi dramatis pun semakin naik ketika Ochobot berhasil direbut oleh Bora ra sedangkan Boboiboy dan kawan-kawan juga belum bisa menandingi kekuatan pasukan tengkotak. Penonton akan dibuat bertanya-tanya dengan apa yang terjadi selanjutnya, terlihat dari materi trailer kalau Boboiboy akan mengalahkan Bora ra dengan membagi dirinya menjadi 5, hal yang belum pernah Boboiboy lakukan sebelumnya.


Dengan adanya Papa Zola dan Gopal dalam tim perjalanan mereka, juga ikutnya Adu du dan Probe dalam beberapa aksi membuat film ini ramai dengan lawakan khas mereka. Banyak sekali sisi komedi yang dapat tergali dalam film ini. Setiap lawakan mereka terkadang ada juga yang membuat adegan lain terkesan menjadi gagal mendapatkan feel yang penonton prediksi. Seperti saat Gopal mengatakan kalau sulur-sulur tumbuhan di pulau apung itu hidup, penonton mungkin akan memprediksi adanya bahaya yang mengerikan. Namun yang terjadi adalah bahaya level sederhana dan tak penting yang malah membuat penonton tertawa terhadap Gopal yang dikira melawak, dan Papa Zola yang iseng menakut-nakuti para anak muridnya. Banyaknya scene guyonan yang menjadikan film ini menjadi lebih menarik dan enjoy untuk dinikmati.


Ada juga beberapa scene yang berhasil mencuri perhatian saya. Yaitu scene dimana Fang dan Ying berbicara dalam bahasa cina / tiongkok mereka. Juga scene dimana dari awal film, sepertinya shoot kamera menyembunyikan bentuk rambut Boboiboy yang malah membuat penonton penasaran. Hal itu pun kemudian terbayar dengan scene epic yang memperlihatkan bentuk rambut Boboiboy untuk pertama kalinya dalam sejarah dengan sangat keren difilm ini. Diawal film, akan ada banyak product placement sponsor. Yang paling terlihat, mungkin adalah sponsor Choki-choki yang sedikit mengganggu. Hal ini berarti mereka sukses menempatkan produk didalam film yang penontonnya merasa 'aware' akan adanya iklan tersebut. Setelah itu, ada juga cameo dari karakter-karakter Oldtown White Coffe yang mencuri perhatian karena desain karakternya yang juga sangat 'nyentrik' diantara karakter pendukung lainnya. Semakin jauh kedalam film, cameo dan product placement pun semakin menghilang dan penonton disuguhi kisah Boboiboy The Movie yang sesungguhnya.


Special Effect dan Animasi film ini terlihat lebih rapih daripada versi serial tv nya. Berbagai Slow Motion dan scene-scene aksi lucu nan dramatis juga membawa emosi tersedia dalam film ini, bahkan aksi dramatis yang gagal nge-feel karena lawakan setiap karakter tak terasa mengganggu difilm ini. Mungkin beberapa orang akan melihat ada kelemahan dalam visual effect saat kekuatan Boboiboy mengenai musuhnya dengan percikan yang sebenarnya terlihat biasa saja. Effect hancur yang disajikan belum terasa 'wah' dibandingkan efek perubahan Boboiboy. Ya, film ini lebih memperlihatkan gaya bertarung dan pose Boboiboy dalam melemparkan kuasa nya. Dan hal itu sebenarnya menutupi kelemahan effect kuasa pertarungan sehingga dalam setiap pertarungan tersebut penonton tetap dapat merasakan besarnya kekuatan Boboiboy dalam setiap jurus yang ia lancarkan.


Lanjut ke desain karakter yang indah dan tentunya, 'keren!'. Setiap Elemen Boboiboy tidak hanya dibedakan dengan warna pakaian mereka, tapi juga dari logo, corak, arah topi dan dua Boboiboy terbaru (Api & Air) dibedakan dengan adanya jaket bertudung dengan perbedaan lengan pendek dan lengan panjang. Masing-masing pakaian mencerminkan sifat dari elemen-elemen tersebut. Dan tentunya, bukan hanya Boboiboy saja yang berevolusi disini. Fang, Ying, Yaya dan Gopal pun kebagian mendapatkan upgrade dari Ochobot. Masing-masing karakter mendapatkan bagiannya sendiri-sendiri untuk memperlihatkan kekuatan baru mereka.


Berikutnya, elemen musik dari Bunkface dan D'masiv. Soundtrack yang bagus dan memorial ini sayangnya harus kalah karena kualitas musik yang terdengar sangat stereo, berbeda dengan suara bass dalam film. Salah satu kekurangan film ini adalah dimana musik soundtrack seperti ditempatkan berbeda dengan adegan film, seakan musik itu terpisah dari kesatuan film. Entah apakah pada saat final sound editing mungkin ada yang salah, atau studio sendiri kurang bisa menyatukan musik soundtrack dengan film. Padahal, soundtrack tersebut sudah ditempatkan pada adegan yang pas dengan suasana musik (Bunkface pada scene aksi dan D'Masiv pada scene drama).


Overall, Boboiboy The Movie adalah film yang sangat sayang dilewatkan untuk anak-anak yang menggemari pahlawan cilik dari negeri jiran ini. Penonton juga akan diberikan berbagai syarat akan pesan moral tentang persahabatan dan pantang menyerah yang ditunjukkan setiap karakter didalamnya. Saya sangat meng-aplouse pada studio Animonsta yang sudah bisa membuat animasi dengan level tinggi ini, juga pada materi promosinya (trailer dan berbagai clip promosi) yang tidak membuka hal-hal mengejutkan dalam film. Terus terang, bagi para penggemar film Boboiboy, mereka akan merasa terpuaskan dengan berbagai kejutan yang tak ada dalam trailer atau materi promosi manapun. Prediksi penonton akan kuasa 5 Boboiboy akan sangat terbayarkan dengan mengikuti final battle yang akan berjalan berkali-kali sehingga penonton akan bekata 'inilah akhirnya' dan mereka akan dikejutkan dengan 'oh, rupanya belum berakhir. inilah akhirnya' dan dengan kalimat terakhir 'Wow! apa-apaan!' .


1 comment: