Wednesday, 26 August 2015

Attack On Titan

Score: 6.8/10
"Utsukushiki zankoku na sekai (This Beautifull Cruel World)" - Mikasa

Shingeki No Kyojin adalah sebuah judul anime sekaligus manga tersukses tahun 2013 lalu. Hasil jerih payah Hajime Isayama ini kemudian menemui jalan emasnya dari studio Toho untuk di jadikan film layar lebar dengan format live-action. Dengan durasi film layaknya dua Rurouni Kenshin yang terakhir dengan  kemarin, Attack On Titan (AoT) juga membagi film nya menjadi dua bagian yang babak pamungkasnya akan dirilis dengan nama Attack On Titan: End of The World pada September mendatang di Jepang. Shinji Higuchi terpilih untuk menyutradarai adaptasi manga yang live-action-nya paling di tunggu-tunggu tahun ini. Sebelum lebih jauh membahas AoT ini, juga perlu di ingatkan bahwa film ini mengandung unsur Thriller-Horror-Action loh!

Setelah perang dunia yang berkecambuk bertahun-tahun lalu. Umat manusia yang tersisa berlindung di dalam Benteng yang terdiri dari tiga lapis dengan tujuan agar terhindar dari serangan Titan di luar benteng. Namun keberadaan Titan itu sendiri justru bisa di katakan hanya sebuah mitos belaka sampai Eren (Miura), Mikasa (Mikuhara) dan Armin (Hongo) penasaran untuk mendekati pinggir dinding. Secara kebetulan, sebuah Titan terbesar yang pernah ada muncul dan membuat lubang pada dinding pertama sehingga titan-titan lain bisa masuk melaluinya. Hal itu membuat desa kelahiran mereka hancur di terjang keganasan Titan yang tak pernah puas memakan manusia. Dua tahun kemudian, lapisan dinding yang tersisa tinggal 2, sementara pemerintahan mereka mengalami kekurangan sandang pangan. Mau tidak mau, Corps yang telah di latih dengan 3D manuver gear mendapatkan misi untuk merebut kembali dinding terluar, menutup lubang agar titan tidak masuk lagi dan membasmi titan yang tersisa di dalam dinding. Eren dan Armin bergabung bersama corps yang di pimpin oleh Jendral Kubal (Kunimura). Bahkan Mikasa yang di kabarkan hilang dalam penyerangan titan dua tahun lalu telah menjadi seorang Titan Slayer bersama dengan Kapten Shikishima (Hasegawa) di barisan depan. Dalam misi itu mereka membawa peledak dengan tujuan menghancurkan dinding bagian atas lubang agar jatuh menutupi lubang tembok terluar itu. Namun berbagai titan mulai menghadang dan menghabisi setiap anggota corps yang tersisa hingga sesuatu yang tak disangka-sangka terjadi dan Eren berubah menjadi Titan seutuhnya.


Meski memiliki sumber dan konsep yang sama dengan manga dan anime-nya, Namun sangat disayangkan untuk kualitas alur cerita serta naskahnya masih terbilang belum bagus. Beberapa adegan flashback tidak di tempatkan secara baik, justru mungkin sebaiknya di ceritakan secara ‘forward’ bisa lebih bagus. Seperti pada scene ketika Hans menjelaskan titik lemah titan dalam kelas malah muncul secara flashback saat pertarungan melawan titan tidaklah cocok. Lolosnya Mikasa pada serangan pertama Titan juga tidak di narasikan dengan baik, lalu minimnya fokus pada karakter Lil dan Fukushi (padahal punya poster karakternya sendiri) yang keberadaannya pun sampai saat ini di nilai kurang penting untuk di sorot dalam tim mereka.


Jika ingin di bedakan dengan versi manga dan anime nya, tentunya akan banyak juga yang malah akan mengecewakan disini. Terutama tidak hadirnya karater Kapten Levi yang di gantikan dengan karakter Shikishima, juga beberapa karakter penting alter ego titan lainnya yang di hilangkan. Tampaknya, Attack On Titan live-action ini akan mengacu pada akhir yang jauh berbeda dengan manga-nya nanti mengingat manga-nya sendiri belum sampai pada babak akhir. Dan, apa-apaan dengan kedekatan Armin dan Sasha, lalu kisah romansa Eren-Mikasa yang terlihat sekali bahwa Eren menginginkan Mikasa, padahal dalam versi manga nya sendiri pun justru Mikasa yang selalu bersikap suka pada Eren namun dalam bentuk sifat yang dingin terhadapnya. Lalu juga ada Jean yang selalu bikin ribut dengan Eren, meski dalam komik juga di ceritakan seperti itu, namun untuk disini agak sedikit mengganggu karena terkadang masalah Jean tidak suka dengan Eren adalah karena Jean memiliki rasa dengan Mikasa, namun hal itu tidak ada dalam filmnya yang malah Shikishima mengendalikan Mikasa. Harus di akui untuk karakter yang paling mirip dan sama gilanya dengan versi komiknya jatuh pada Hans yang dalam versi komiknya memiliki nama Hanji. Ke antusiasan-nya dengan sosok 'kyojin' disini bisa dikatakan sama persis dengan versi originalnya. Begitu pula dengan akting Satomi Ishihara dalam memerankan karakter tersebut, sepenuhnya bisa di bilang cukup memuaskan para fans.


Segi efek CGI-nya, Toho mungkin sudah di-nyatakan cukup berani untuk coba mengangkat manga yang tentunya memiliki efek aksi yang cukup besar dan mustahil layaknya Dragon Ball. Beruntung karena Higuchi tentunya bisa mengatasi keterbatasan efeknya dengan membuat Titan-titan asli dari manusia dengan make up yang terbilang 'luar biasa'. Bagaimana pun juga, meski adegan aksi kurang menantang dan kurang memiliki efek yang cukup bagus, sepertinya apa yang di katakan sang sutradara pada para pemainnya saat menggunakan green screen cukup terarah sehingga mereka tidak terasa buta arah ketika ber-akting. Meski Special Effect-nya belum terbilang rapih, namun hal itu mungkin masih bisa di terima penontonnya mengingat ini bukan film produksi studio besar hollywood, namun keberanian Toho dan Higuchi untuk menguji seberapa jauh mereka bisa membuat film aksi dengan full special effect tentunya menjadi batu loncatan yang cukup drastis untuk kemajuan industri perfilman Jepang.



Dari segi scoring musik serta soundtrack-nya. Well, secara personal bisa di bilang AoT hanya menggunakan efek suara gempa yang mungkin sudah tidak asing bagi para penikmat film aksi. Efek bass yang berlebihan mungkin bertujuan untuk mendapatkan efek aksi yang brilian dan dramatis, namun tetap saja hasilnya kurang memuaskan. Begitu pula dengan soundtrack di akhir maupun selama film berlangsung. Mungkin lagunya tidak cocok dengan genre film, atau memang sengaja ingin membuat AoT berdimensi lain dengan anime nya, namun tetap saja kurang pas dengan tema film ini. Aspek lainnya pun kurang mengesankan karena kurangnya efek horror mengejutkan ala AoT, Higuchi malah membuatnya sekedar menjadi sajian aksi dengan intrik drama romansa (yang sebenarnya kurang penting untuk film ini).
 

Finally, film ini mungkin akan sedikit mengecewakan untuk para fans manga dan animenya. Jika kalian termasuk salah seorang di dalamnya, jangan terlalu banyak berharap AoT yang menyajikan banyak twist layaknya versi manga dan anime-nya. Cukup duduk dan nikmati saja sajian aksi beserta Titan dengan make up menyeramkan akan memberikan ketegangan layaknya zombie dengan ukuran yang lebih besar. Overall, cukup menghibur meskipun agak mengecewakan.



No comments:

Post a Comment