Score: 6.8/10
"Utsukushiki zankoku
na sekai (This Beautifull Cruel World)" - Mikasa
Shingeki No Kyojin
adalah sebuah judul anime sekaligus manga tersukses tahun 2013 lalu. Hasil
jerih payah Hajime Isayama ini kemudian menemui jalan emasnya dari studio Toho
untuk di jadikan film layar lebar dengan format live-action. Dengan durasi film
layaknya dua Rurouni Kenshin yang
terakhir dengan kemarin, Attack On Titan (AoT) juga membagi film nya menjadi dua bagian yang
babak pamungkasnya akan dirilis dengan nama Attack
On Titan: End of The World pada September mendatang di Jepang. Shinji
Higuchi terpilih untuk menyutradarai adaptasi manga yang live-action-nya paling di tunggu-tunggu tahun ini. Sebelum lebih
jauh membahas AoT ini, juga perlu di
ingatkan bahwa film ini mengandung unsur Thriller-Horror-Action
loh!
Setelah perang dunia yang berkecambuk bertahun-tahun lalu.
Umat manusia yang tersisa berlindung di dalam Benteng yang terdiri dari tiga
lapis dengan tujuan agar terhindar dari serangan Titan di luar benteng. Namun
keberadaan Titan itu sendiri justru bisa di katakan hanya sebuah mitos belaka
sampai Eren (Miura), Mikasa (Mikuhara) dan Armin (Hongo) penasaran untuk
mendekati pinggir dinding. Secara kebetulan, sebuah Titan terbesar yang pernah
ada muncul dan membuat lubang pada dinding pertama sehingga titan-titan lain
bisa masuk melaluinya. Hal itu membuat desa kelahiran mereka hancur di terjang
keganasan Titan yang tak pernah puas memakan manusia. Dua tahun kemudian,
lapisan dinding yang tersisa tinggal 2, sementara pemerintahan mereka mengalami
kekurangan sandang pangan. Mau tidak mau, Corps yang telah di latih dengan 3D manuver gear mendapatkan misi untuk
merebut kembali dinding terluar, menutup lubang agar titan tidak masuk lagi dan
membasmi titan yang tersisa di dalam dinding. Eren dan Armin bergabung bersama
corps yang di pimpin oleh Jendral Kubal (Kunimura). Bahkan Mikasa yang di
kabarkan hilang dalam penyerangan titan dua tahun lalu telah menjadi seorang Titan Slayer bersama dengan Kapten
Shikishima (Hasegawa) di barisan depan. Dalam misi itu mereka membawa peledak
dengan tujuan menghancurkan dinding bagian atas lubang agar jatuh menutupi
lubang tembok terluar itu. Namun berbagai titan mulai menghadang dan menghabisi
setiap anggota corps yang tersisa hingga sesuatu yang tak disangka-sangka
terjadi dan Eren berubah menjadi Titan seutuhnya.
Meski memiliki sumber dan konsep yang sama dengan manga dan
anime-nya, Namun sangat disayangkan untuk kualitas alur cerita serta naskahnya
masih terbilang belum bagus. Beberapa adegan
flashback tidak di tempatkan secara baik, justru mungkin sebaiknya di
ceritakan secara ‘forward’ bisa lebih bagus. Seperti pada scene ketika Hans
menjelaskan titik lemah titan dalam kelas malah muncul secara flashback saat pertarungan melawan titan
tidaklah cocok. Lolosnya Mikasa pada serangan pertama Titan juga tidak di
narasikan dengan baik, lalu minimnya fokus pada karakter Lil dan Fukushi
(padahal punya poster karakternya sendiri) yang keberadaannya pun sampai saat
ini di nilai kurang penting untuk di sorot dalam tim mereka.
Jika ingin di bedakan dengan versi manga dan anime nya,
tentunya akan banyak juga yang malah akan mengecewakan disini. Terutama tidak
hadirnya karater Kapten Levi yang di gantikan dengan karakter Shikishima, juga
beberapa karakter penting alter ego
titan lainnya yang di hilangkan. Tampaknya, Attack
On Titan live-action ini akan mengacu pada akhir yang jauh berbeda dengan
manga-nya nanti mengingat manga-nya sendiri belum sampai pada babak akhir. Dan,
apa-apaan dengan kedekatan Armin dan Sasha, lalu kisah romansa Eren-Mikasa yang
terlihat sekali bahwa Eren menginginkan Mikasa, padahal dalam versi manga nya
sendiri pun justru Mikasa yang selalu bersikap suka pada Eren namun dalam
bentuk sifat yang dingin terhadapnya. Lalu juga ada Jean yang selalu bikin ribut
dengan Eren, meski dalam komik juga di ceritakan seperti itu, namun untuk
disini agak sedikit mengganggu karena terkadang masalah Jean tidak suka dengan
Eren adalah karena Jean memiliki rasa dengan Mikasa, namun hal itu tidak ada
dalam filmnya yang malah Shikishima mengendalikan Mikasa. Harus di akui untuk
karakter yang paling mirip dan sama gilanya dengan versi komiknya jatuh pada
Hans yang dalam versi komiknya memiliki nama Hanji. Ke antusiasan-nya dengan
sosok 'kyojin' disini bisa dikatakan
sama persis dengan versi originalnya.
Begitu pula dengan akting Satomi Ishihara dalam memerankan karakter tersebut,
sepenuhnya bisa di bilang cukup memuaskan para fans.
Segi efek CGI-nya,
Toho mungkin sudah di-nyatakan cukup berani untuk coba mengangkat manga yang
tentunya memiliki efek aksi yang cukup besar dan mustahil layaknya Dragon Ball. Beruntung karena Higuchi
tentunya bisa mengatasi keterbatasan efeknya dengan membuat Titan-titan asli
dari manusia dengan make up yang
terbilang 'luar biasa'. Bagaimana pun juga, meski adegan aksi kurang menantang
dan kurang memiliki efek yang cukup bagus, sepertinya apa yang di katakan sang
sutradara pada para pemainnya saat menggunakan green screen cukup terarah sehingga mereka tidak terasa buta arah ketika
ber-akting. Meski Special Effect-nya
belum terbilang rapih, namun hal itu mungkin masih bisa di terima penontonnya
mengingat ini bukan film produksi studio besar hollywood, namun keberanian Toho
dan Higuchi untuk menguji seberapa jauh mereka bisa membuat film aksi dengan full special effect tentunya menjadi
batu loncatan yang cukup drastis untuk kemajuan industri perfilman Jepang.
Dari segi scoring musik
serta soundtrack-nya. Well, secara personal bisa di bilang AoT hanya menggunakan efek suara gempa
yang mungkin sudah tidak asing bagi para penikmat film aksi. Efek bass yang
berlebihan mungkin bertujuan untuk mendapatkan efek aksi yang brilian dan
dramatis, namun tetap saja hasilnya kurang memuaskan. Begitu pula dengan soundtrack di akhir maupun selama film
berlangsung. Mungkin lagunya tidak cocok dengan genre film, atau memang sengaja
ingin membuat AoT berdimensi lain
dengan anime nya, namun tetap saja kurang pas dengan tema film ini. Aspek
lainnya pun kurang mengesankan karena kurangnya efek horror mengejutkan ala AoT, Higuchi malah membuatnya sekedar
menjadi sajian aksi dengan intrik drama romansa (yang sebenarnya kurang penting
untuk film ini).
Finally, film ini
mungkin akan sedikit mengecewakan untuk para fans manga dan animenya. Jika kalian termasuk salah seorang di
dalamnya, jangan terlalu banyak berharap AoT
yang menyajikan banyak twist layaknya
versi manga dan anime-nya. Cukup duduk dan nikmati saja sajian aksi beserta
Titan dengan make up menyeramkan akan
memberikan ketegangan layaknya zombie
dengan ukuran yang lebih besar. Overall,
cukup menghibur meskipun agak mengecewakan.
No comments:
Post a Comment