Wednesday, 19 August 2015

Inside Out

Score: 8.4/10
"Crying helps me slow down and obsess over the weight of life's problems." - Sadness

Di pimpin oleh sutradara yang berhasil memenangkan penghargaan Oscar lewat "Up" pada 2009 lalu, Pete Doctor kembali. Hanya saja, kali ini di temani Ronaldo del Carmen untuk menyelesaikan proyek ambisius Pixar yang digadang-gadang akan melebihi pencapaian 'Up' baik dari segi kualitas maupun perolehan box office. Setelah melalui banyak film-film unik seperti mainan, mobil, tikus, monster yang memiliki perasaan/feel. Kali ini, justru feel itu lah yang memiliki feel tersendiri. Tak hanya itu, film ini juga menampilkan jajaran aktor komedi sebagai voice actor-nya, sebut saja Amy Poehler, Phyllis Smith, Bill Hader, Lewis Black dan Mindy Kaling di daulat sebagai jajaran pemain utamanya. Meski sempat absen tahun lalu, Pixar yakin kalau Inside Out tidak akan mengecewakan para fans studio animasi yang kental dengan pesan moralnya ini.

Berawal dari kelahiran Riley Anderson (Dias), saat itu pulalah emosi pertama, Joy/kesenangan (Poehler) lahir. Disusul kemudian dengan tangisan pertamanya, Sadness/kesedihan (Smith) menemani Joy dalam 33 detik kedepan. Seiring berjalannya waktu ketiga emosi lainnya pun hadir untuk melengkapi hari-hari Riley. Yakni Fear/ketakutan (Hader), Anger/marah (Black) dan Disgust/ketidaksukaan (Kaling) mempengaruhi masa-masa peralihan Riley dari kanak-kanak menuju remaja. Semua emosi lekat dengan tugasnya masing-masing, Joy berhasil memimpin Riley menjalani masa kanak-kanaknya dengan penuh kesenangan. Terkecuali Sadness yang selalu membawa kesedihan bagi setiap emosi, Joy memandang sebelah mata tugas Sadness yang bisa menghancurkan 'inti kenangan' yang pada dasarnya membangun kepribadian Riley. Masalah di mulai ketika Riley pindah rumah ke perkotaan. Riley merasa tidak betah dengan rumah barunya, Joy memaksa Sadness agar tidak terlalu memaksa Riley untuk mengenang kesedihan karena meninggalkan rumah lamanya yang justru membuat Joy dan Sadness terjebak keluar dari markas mereka menuju Longterm Memory (tempat berbagai memori jangka panjang disimpan). Namun Fear, Anger dan Disgust tidaklah cukup untuk mengatur emosi Riley agar stabil sehingga tanpa Joy dan Sadness, yang justru menyebabkan Riley kehilangan arah pada masa remajanya, membuat Personality Island (pulau yang ada karena 'inti kenangan' di alam pikiran Riley) menjadi tidak berfungsi bahkan hancur. Hal itu menyebabkan Anger mengaktifkan 'ide' nya agar Riley kabur dari rumah, kembali ke kotanya yang dulu dan bertemu teman dan juga kenangannya disana. Di lain tempat, Joy dan Sadness berjuang agar dapat kembali ke markasnya dan mengatasi masalah-masalah Riley. Menemui banyak rintangan di luar markas, menjadi Joy semakin paham dan mengerti pentingnya emosi Sadness untuk Riley.




Ide cerita yang orisinil tentunya menjadi ciri khas Pixar. Film ini menjelaskan bagaimana suatu kejadian dalam sehari-hari bisa di paparkan dari pengaruh kelima tokoh emosi. Hal itu lah yang menjadikan Inside Out harus menjalani berbagai perbaikan dalam segi ceritanya sehingga berhasil menjadi filmnya saat ini. Cerita tentang masa transisi anak-anak menjadi remaja Riley pun di insipirasi dari kisah nyata sutradaranya sendiri loh, Pete Docter. Hal ini tentunya menjadi salah satu masterpiece Pete yang paling spesial. Tidak hanya dari segi cerita, pengkreasian karakterpun di jelaskan dengan baik hingga penonton dalam kalangan usia manapun akan bisa sesegera mungkin memahami film ini. Terlebih lagi tema yang diangkat adalah masa transisi anak-anak ke remaja, orang tua yang pernah mengalami masa itu pun pastinya mendapatkan banyak pelajaran dari film ini.

Segi karakter, kelima karakter emosi tentu saja memiliki ciri khas yang jelas saat memainkan karakternya. Bing Bong (Kind) selaku karakter makhluk imajinasi yang di buat saat Riley kecil juga turut membantu Joy dan Sadness dalam perjalanan mereka kembali pada markas. Justru disinilah menariknya, tidak hanya terfokus pada kelima emosi, pihak kreator juga membangun unsur-unsur lain yang tak kalah pentingnya dapat mempengaruhi pikiran dan imajinasi setiap orang. Terutama seorang anak yang baru saja tumbuh besar. Pastinya, dalam diri setiap anak-anak memiliki unsur kebahagiaan, itulah yang di kerjakan Joy setiap harinya, yakni menuntun Riley agar tetap merasa senang. Dari awal film, mungkin kita berpikir apa gunanya Sadness jika Joy bisa memegang kendali? Mungkinkah karakter itu akan di buang? Apakah Riley akan bertindak naluriah jika ia sedih? Ternyata tidak. Semua prilaku Riley berjalan disebabkan kelima emosi tersebut. Lantas, bagaimana dengan Joy yang menganggap Sadness hanya mengganggu?


Dengan adanya kesedihan, kita akan menyadari bahwa pasti ada sesuatu yang layak di tangisi. Dengan kesedihan, kita bisa menjadi lebih tegar dan kuat. Orang yang sedih tidak bisa di hibur dengan candaan, mereka butuh seseorang yang bisa mengerti kesedihan mereka, mengapa hal tersebut layak di tangisi. Itulah salah satu pesan yang tertera dalam film ini, sebelum ada Kesenangan, pasti akan ada kesedihan, sebelum ada kesedihan, akan ada kesenangan. Begitu pula dengan emosi-emosi lainnya.


Di lain tempat, adanya Imagination Island dan Dream Production tentunya membuat film ini semakin menarik. Terlepas dari kelima emosi yang sudah memiliki alur kreatif itu, Kita masih di suguhi beberapa tempat dan karakter yang 'unpredictable'. Terus terang, scene saat Fear menonton tayangan mimpi Riley di malam hari mungkin scene yang lucu. Terlepas dari genre maupun jenis film, Inside Out mungkin bukan film yang humoris maupun bersifat komedi, tapi di dalamnya banyak karakter dan berbagai macam ide kreasi dan sifat tokoh yang dapat mengundang tawa. of course! It's Funny!


Di luar itu, soundtrack maupun sound effect yang disajikan juga pas untuk di dengar. Setiap kelucuan maupun tingkah laku di iringi dengan musik yang magical dari Michael Giacchino. Di tambah lagi film pendek Lava sudah seperti Opening Song tersendiri untuk film ini. By the way, Lava disini juga bisa terdengan seperti Love, begitu pula sebaliknya. Overall, Inside Out bukanlah film animasi biasa, pesan moral dan kelucuan setiap emosi, juga seberapa luasnya alam pikiran setiap makhluk hidup membuat kita berpikir, sedang apa Joy, Sadness, Fear, Disgust dan Anger di kepala kita? Oh tidak, hari-hari ku tak akan berjalan lancar tanpa mereka.



No comments:

Post a Comment