Score: 7.0/10
"You have to get through your fear to see the beauty on the other side." - Poppa
Salah satu film yang harusnya menjadi film Disney's Pixar tahun lalu. Tertunda jadwal rilisnya satu tahun, film ini tetap tidak bisa mengalahkan Inside Out yang menjadi pioneer Pixar tahun ini. Meski sudah lama terjun dalam dunia animasi Pixar, Peter Sohn selaku sutradara yang memulai debut film panjang animasinya dengan The Good Dinosaur ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Toh, detail dari setting lokasi landscape yang disajikan film ini ternilai sangat baik.
Arlo (Ochoa) adalah seekor brontosaurus yang memiliki sifat penakut. Ketika seluruh keluarganya membuat gudang penyimpan makanan musim dingin, sang ayah / Poppa (Wright) membuat tanda pada gudang itu. Namun Poppa belum mengijinkan ketiga anaknya membuat tanda hingga mereka lulus dari tes sang ayah. Buck (Scribner) dan Libby (Padilla), kedua saudara Arlo telah berhasil membuat tanda. Namun Arlo masih belum bisa mengatasi kelemahannya, yakni rasa takut. Poppa akhirnya menugaskan Arlo untuk menangkap hama yang berusaha mencuri persediaan makanan musim dingin milik mereka. Arlo berhasil menjebak hama tersebut yang tak lain adalah seorang anak manusia. Merasa kasihan dengan anak tersebut, Arlo malah melepaskannya. Poppa datang dengan rasa kecewa karena kaburnya hama tersebut ternyata belum bisa menghilangkan rasa takut Arlo. Poppa dan Arlo pun mengejar anak tersebut, sang ayah ingin membuktikan keberanian dengan Arlo yang malah membuat Arlo kehilangan figur sang ayah. Tak lama setelah itu, Arlo kembali bertemu dengan anak tersebut dan terjebak arus hingga terdampar jauh dari rumah. Arlo kemudian berpetualang bersama anak tersebut yang ia beri nama Spot (Bright). Arlo bertemu dengan banyak makhluk lainnya dan belajar banyak tentang arti rasa takut, dan tentu saja, Keberanian.
"You have to get through your fear to see the beauty on the other side." - Poppa
Salah satu film yang harusnya menjadi film Disney's Pixar tahun lalu. Tertunda jadwal rilisnya satu tahun, film ini tetap tidak bisa mengalahkan Inside Out yang menjadi pioneer Pixar tahun ini. Meski sudah lama terjun dalam dunia animasi Pixar, Peter Sohn selaku sutradara yang memulai debut film panjang animasinya dengan The Good Dinosaur ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Toh, detail dari setting lokasi landscape yang disajikan film ini ternilai sangat baik.
Arlo (Ochoa) adalah seekor brontosaurus yang memiliki sifat penakut. Ketika seluruh keluarganya membuat gudang penyimpan makanan musim dingin, sang ayah / Poppa (Wright) membuat tanda pada gudang itu. Namun Poppa belum mengijinkan ketiga anaknya membuat tanda hingga mereka lulus dari tes sang ayah. Buck (Scribner) dan Libby (Padilla), kedua saudara Arlo telah berhasil membuat tanda. Namun Arlo masih belum bisa mengatasi kelemahannya, yakni rasa takut. Poppa akhirnya menugaskan Arlo untuk menangkap hama yang berusaha mencuri persediaan makanan musim dingin milik mereka. Arlo berhasil menjebak hama tersebut yang tak lain adalah seorang anak manusia. Merasa kasihan dengan anak tersebut, Arlo malah melepaskannya. Poppa datang dengan rasa kecewa karena kaburnya hama tersebut ternyata belum bisa menghilangkan rasa takut Arlo. Poppa dan Arlo pun mengejar anak tersebut, sang ayah ingin membuktikan keberanian dengan Arlo yang malah membuat Arlo kehilangan figur sang ayah. Tak lama setelah itu, Arlo kembali bertemu dengan anak tersebut dan terjebak arus hingga terdampar jauh dari rumah. Arlo kemudian berpetualang bersama anak tersebut yang ia beri nama Spot (Bright). Arlo bertemu dengan banyak makhluk lainnya dan belajar banyak tentang arti rasa takut, dan tentu saja, Keberanian.
Entah kelebihan atau kekurangan film ini, namun setting detail lingkungan yang terlalu baik justru membuat film ini buruk. Bagaimana tidak? hal itu membuat karakter setiap dinosaurus (terutama Arlo beserta keluarganya) jadi seperti tidak terlihat menyatu dengan alam mereka. Gaya penggambaran lingkungan dengan karakter berbeda jauh sehingga karakter ini terlihat seperti tempelan belaka.
Storyline yang disajikan sebenarnya sudah cukup baik. Namun entah mengapa, melihat segmentasi film ini untuk anak-anak dinilai kurang menarik dan pas bagi mereka. Terlalu banyak pesan moral yang tersirat dalam artian tidak langsung terang-terangan diberikan yang mana membuat anak-anak justru merasa bosan dengan film ini. Jujur saja, ketika saya keluar selesai menonton film ini, banyak anak yang tertidur, mungkin karena muatan komedi khas anak-nya kurang. Terlebih lagi, storyline tentang petualangan Arlo ini malah mengingatkan saya dengan formula film Finding Nemo. Yah, meskipun kebanyakan film Pixar memang cenderung mengangkat tema petualangan.
Selain setting lingkungan yang detail nan indah, scoring musik yang dibawakan film ini juga patut diacungi jempol kepada Jeff dan Mychel Danna. Setiap efek dan adegan lebih terasa memorial dengan adanya scoring, membuat film ini lebih terasa hidup dibalik semua kekurangannya. Finally, The Good Dinosaur mungkin tak sebagus film-film Pixar lainnya, namun untuk dijadikan tontonan keluarga yang menginginkan pencerahan tentang apa itu arti menjadi seorang pemberani, film ini akan jadi pilihan yang tepat untuk mendidik anak anda menjadi pemberani.
No comments:
Post a Comment