Friday 11 December 2015

Pan

Score: 6.7/10
"Think a happy for" - Peter Pan. repeated line from Blackbeard.

Berkali-kali diangkat kelayar lebar. Bahkan dengan sekuel dan tema berbeda. Peter Pan tetap nge-hits sebagai dongeng fantasi anak yang menjadi favorit hingga saat ini. Di populerkan oleh J.M Barrie, Pan kali ini disutradarai oleh Joe Wright (Anna Karenina, Pride & Prejudice) dan memperkenalkan artis cilik baru, Levi Miller yang nyata-nya tahun ini juga ikut andil dalam serial tv kenamaan DC, Supergirl sebagai Carter Grant. Ikut andilnya aktor kawakan Hugh Jackman sebagai tokoh antagonis disini juga tidak menutup kemungkinan hasil pendapatan Box-office yang besar.

Peter (Miller) adalah anak yatim piatu pada masa perang dunia II. Ia beserta anak di panti tersebut diculik oleh kaki tangan bajak laut pimpinan Blackbeard (Jackman) untuk dipekerjakan di tambang Neverland. Mengetahui bahwa Peter bisa terbang, Blackbeard menjaga Peter dalam pengawasannya karena didalam ramalan tersebut, Blackbeard akan dikalahkan oleh seorang anak keturunan peri dan pribumi yang bisa terbang. Beruntungnya, Hook (Hedlund) membantu pelarian Peter dari tambang dan mengantarkannya pada penduduk pribumi untuk mencari ibunya. Pengkhianatan yang dilakukan Smee (Akhtar) membuat Blackbeard berhasil menundukkan perkemahan pribumi. Peter, Hook dan Tiger Lily (Mara) kemudian berhasil kabur dan berusaha menuju kerajaan peri untuk melindungnya dari Blackbeard.





Dikemas untuk sajian keluarga. Begitupula dengan soundtrack dan beberapa adegan musikal khas fantasi anak-anak. Akting yang disajikan dari para pemainnya pun cenderung bergaya teater. Contohnya seperti Garrett Hedlund yang berhasil memukau penonton lewat gayanya yang khas akan orang yang memiliki selera humor. Begitupula dengan Hugh Jackman yang tampil layaknya orang baik hati namun memiliki rencana kejam dan egois. Levi Miller sepertinya sudah berusaha sebisanya untuk menjadi anak yang spesial, dan aktingnya disini tidak buruk. Dia berhasil membawa jiwa imajinatif anak-anak tentang Peter Pan.



Berbeda dengan kisah dasar Peter Pan. Film ini menyajikan storyline dari asal muasal Peter Pan. Dan mungkin, dalam hal inilah mengapa film ini mendapat rating yang lemah. Beberapa adegan tampaknya tak diceritakan dengan baik disini. Seperti Peter, Hook dan Lily yang kabur ke sungai putri duyung untuk menghindari Blackbeard. Padahal Blackbeard menuju kerajaan peri. Dan juga, penyerangan Blackbeard ke perkemahan pribumi yang mudah-mudah saja. Padahal, awalnya diceritakan kalau tentara Blackbeard kalah kuat dari pribumi Neverland.



Dibalik semua kelemahan itu, tentunya penonton akan disyukuri oleh CGI yang menakjubkan. Keindahan pulau diatas awan, kapal-kapal laut yang terbang, serta keindahan hutan Neverland. Disini penonton juga bisa melihat kematian orang-orang suku pribumi yang meledak menjadi asap berwarna. Anehnya, kematian itu bukannya justru terlihat menyedihkan bagi penonton, namun malah terlihat lebih fantastis. Apalagi dengan pencampuran berbagai warna asap yang meledak saat beberapa pribumi meledak bersamaan. Animasi CGI peri pun cukup terlihat imajinatif dengan glow dan arus layaknya sungai cahaya yang menyilaukan. Sayangnya, nama Tinkerbell yang nantinya akan jadi peri partner Peter pan ini hanya tampil sedikit dan tak bisa dibedakan dengan peri-peri lainnya karena peri hanya digambarkan sebagai cahaya kerlap-kerlip terang layaknya kunang-kunang.


Overall, meski bukan film besar yang bagus. Film ini cukup menghibur dalam sebuah level film fantasi keluarga. Cocok ditonton bersama keluarga besar anda, meski efeknya setelah nonton hanya terkesan biasa saja. Namun, film Pan kali ini cocok menjadi film fantasi masa kini yang syarat akan keindahan fantasi Neverlandnya.

No comments:

Post a Comment