Saturday 25 July 2015

Cinderella

Score: 7.4/10
"I have to tell you a secret that will see you through all the trials that life can offer. Have courage and be kind." - Ella's Mother

Pasca kesuksesan Maleficent, Disney tidak lagi gentar akan mengangkat tema film fairy tale ke dalam ranah live-action layar lebar. Bahkan setelah film ini juga sukses di rilis, kabar akan menyusulnya 'Beauty & The Beast' dan 'Pinocchio' pun sempat terdengar sedang dalam tahan post produksi. Berbeda dengan Maleficent yang cenderung mengambil 'untold story' dari kisah putri tidur dan sudut pandang sang penyihir, 'Cinderella' kali ini menceritakan kisah yang benar-benar orisinil seperti kisah aslinya, namun dengan tambahan beberapa unsur baru seperti kisah Cinderella dengan orang tua kandungnya, juga beberapa pesan moral yang lebih 'mengena' untuk penonton masa kini. Di sutradai oleh Kenneth Branagh, Cinderella terbukti berhasil menarik penonton dari semua kalangan yang sudah rindu akan penampilan kembali putri bersepatu kaca ini.

Sepeninggal ibunya (Atwell), Ella (Webb) tumbuh besar bersama sang ayah (Chaplin). Memasuki usia remajanya, Ayah memutuskan untuk menikah kembali demi kebahagiaannya. Maka menikahlah dia dengan Lady Tremaine (Blanchett) yang memiliki dua orang anak perempuan, yakni Drisella (McShera) dan Anastasia (Grainger). Kematian sang ayah dalam perjalanan dagangnya membuat Ella (James) kini di urus oleh ibu angkat dan saudara tirinya. Perlakuan mereka yang kejam membuat Ella harus menerima nama baru, yakni Cinderella. Beruntungnya ia ketika berjalan-jalan ke hutan dan bertemu dengan Kit (Madden) yang mengaku sebagai anak magang di istana, dan sebenarnya tidak lain adalah Pangeran istana itu sendiri. Pertemuan itu membuat sang pangeran ingin bertemu lagi dengan perempuan yang belum di kenalnya itu. Maka di adakanlah pesta dansa yang juga mengundang rakyat kecil. Sesampainya disana, Cinderella tidak bisa berlama-lama dalam pesta dan meninggalkan sepatu kaca nya yang membuat Pangeran pun harus mengarungi penduduknya untuk menemukan Cinderella.


Meski menggunakan cerita yang pada umumnya masyarakat sudah tahu, namun dengan tambahan berbagai aspek baru, terutama tampilan gaun Cinderella yang lebih indah dari film-film Cinderella sebelumnya membuat nilai tambah tersendiri bagi film ini. Di tambah lagi penampilan orang tua Ella yang ternyata membuat Cinderella memiliki kepribadian baik. Tak lupa pula di tambahkannnya scene pertemuan antara Ella dengan pangeran di tengah hutan yang membuat scene di pesta dansa akan terasa lebih asyik karena pangeranlah yang hanya ingin menemukan sang pujaan hatinya. Suara Lily James saat bernyanyi di akhir film pun cukup bagus. Ekspresi Blanchett dalam memerankan ibu tiri yang kejam juga bagus namun harus tertutupi oleh keterbatasan naskah dalam alur cerita yang kurang memperlihatkan kekejaman si ibu tiri. Sedangkan Helena Bonham tampil epik walaupun hanya sebentar, namun masih kurang memberikan kesan layaknya seorang Fairy Godmother. Keterkaitan kisahnya dengan kemunculan keajaiban sihirpun kurang menyatu dengan lingkungan alur cerita. Meski begitu, film ini tidak memberikan efek bosan saat menontonnya bagi penonton meski para penonton kebanyakan pun sudah tahu kemana arah cerita ini. Di akhir cerita, kepergian Cinderella meninggalkan ibu dan saudara tirinya begitu saja sepertinya masih mengganjal, malah terkesan film ini bisa saja di buatkan sekuelnya dengan tema pembalasan sang ibu tiri karena di akhir film ibu tiri belum terlihat bertaubat ataupun meminta maaf dengan tulus kepada Cinderella (Meski Cinderella secara otomatis mengatakan bahwa dia memaafkan Ibu tirinya). Akhir kata, Happy Ending adalah akhir yang cocok bagi film-film bernuansa fairy tale seperti ini.



No comments:

Post a Comment