Setelah sukses dengan 21, sekuel pertama pun terwujud, Phil Lord & Christopher Miller di tunjuk lagi untuk menahkodai Jump Street. Adaptasi serial televisi dari Patrick & Stephen ini berkibar lagi menuju ranah Layar lebar. Tak terkecuali unsur action comedy yang kental khas Jump Street.
Schmidt (Hill) dan Jenko (Tatum) kembali beraksi dengan menyamar menjadi mahasiswa Metro City. Tak jauh berbeda dengan film pertamanya, mereka menyusupi gembong narkoba yang menewaskan salah satu murid disana. Schmidt bertemu dengan Maya (Stevens) yang sekamar dengan Mercedes (Bell), Mercedes sendiri tidak lain adalah teman dari mahasiswi yang meninggal akibat narkoba yang di sebut Whyphy itu. Jenko sendiri mulai merasa dekat dengan Zook (Russell) pemain american football yang diduga menjadi pengedar Whyphy itu sendiri. Jenko yang sudah merasa cocok dengan Zook sebagai partner dalam olahraga itu memutuskan untuk mencoba mencapai impiannya menjadi pemain American Football. Hal ini membuat cemburu Schmidt. Seperti biasa, mereka harus menuntaskan misi mereka dan melewati perseteruan yang mereka buat sendiri. Tanpa di sadari sang pengedar
dan pembuat Whyphy telah melangkahkan kakinya ke ranah yang lebih besar. Berhasilkah Schmidt dan Jenko menangkap pengedar Whyphy itu?
Seperti biasa, Tatum dan Hill bermain sangat bagus disini. Tak lupa tingkah Captain Dickson (Cube) juga mengundang tawa. Aksi-aksi yang bercampur dengan komedi sudah lama menjadi khas Jump Street sebelum masuk ke layar lebar. Meski plotnya nyaris sama persis dengan plot film pertamanya, ending yang kompleks membuat 22 bisa melebihi ekspetasi dari film pendahulunya. Kinerja kerjasama Schmidt dan Jenko akan sangat di uji disini. Meski tanpa CGI dan peralatan polisi yang mewah(mungkin dana-nya habis untuk sewa Lamborghini), Scoring musik pada setiap pesta maupun adegan aksinya dapat menutupi itu semua. Story line nya berjalan baik meskipun tidak berbeda dengan 21 Jump Street.
Rate : 8.7/10
"You look likes a tiny little flowers and I always put you in my fist. But flower can't grow up in my fist. The seed need to fly free and find the soil." - Schmidt
Schmidt (Hill) dan Jenko (Tatum) kembali beraksi dengan menyamar menjadi mahasiswa Metro City. Tak jauh berbeda dengan film pertamanya, mereka menyusupi gembong narkoba yang menewaskan salah satu murid disana. Schmidt bertemu dengan Maya (Stevens) yang sekamar dengan Mercedes (Bell), Mercedes sendiri tidak lain adalah teman dari mahasiswi yang meninggal akibat narkoba yang di sebut Whyphy itu. Jenko sendiri mulai merasa dekat dengan Zook (Russell) pemain american football yang diduga menjadi pengedar Whyphy itu sendiri. Jenko yang sudah merasa cocok dengan Zook sebagai partner dalam olahraga itu memutuskan untuk mencoba mencapai impiannya menjadi pemain American Football. Hal ini membuat cemburu Schmidt. Seperti biasa, mereka harus menuntaskan misi mereka dan melewati perseteruan yang mereka buat sendiri. Tanpa di sadari sang pengedar
dan pembuat Whyphy telah melangkahkan kakinya ke ranah yang lebih besar. Berhasilkah Schmidt dan Jenko menangkap pengedar Whyphy itu?
Seperti biasa, Tatum dan Hill bermain sangat bagus disini. Tak lupa tingkah Captain Dickson (Cube) juga mengundang tawa. Aksi-aksi yang bercampur dengan komedi sudah lama menjadi khas Jump Street sebelum masuk ke layar lebar. Meski plotnya nyaris sama persis dengan plot film pertamanya, ending yang kompleks membuat 22 bisa melebihi ekspetasi dari film pendahulunya. Kinerja kerjasama Schmidt dan Jenko akan sangat di uji disini. Meski tanpa CGI dan peralatan polisi yang mewah(mungkin dana-nya habis untuk sewa Lamborghini), Scoring musik pada setiap pesta maupun adegan aksinya dapat menutupi itu semua. Story line nya berjalan baik meskipun tidak berbeda dengan 21 Jump Street.
Rate : 8.7/10
"You look likes a tiny little flowers and I always put you in my fist. But flower can't grow up in my fist. The seed need to fly free and find the soil." - Schmidt
No comments:
Post a Comment