Score: 7.0/10
"Sometimes, when I get upset, I have been known to blow up" - Bomb
"Sometimes, when I get upset, I have been known to blow up" - Bomb
Game android yang pertama kali tenar karena ide 'melempar burung' yang tak bisa terbang ini rupanya berhasil memancing studio sekelas Sony Pictures untuk mengadaptasinya menjadi sebuah film layar lebar. Tetap didukung oleh pihak developer, Rovio Entertainment, The Angry Birds Movie dinahkodai oleh duo sutradara debutan Clay Kaytis dan Fergal Reilly yang sebelumnya memang sudah banyak berkecimpung dalam dunia produksi film animasi. Jika tahun lalu Sony mengangkat game-game arcade tahun 80-90an ke layar lebar dengan aktor Peter Dinklage dan Josh Gad, dua pemain tersebut akan kembali bekerjasama untuk mengisi suara karakter burung ketapel ini. Tak lupa pula artis kenamaan Sean Penn, Bill Hader dan Maya Rudolph turut menyulih suarakan watak penting dalam film ini.
Red (Sudeikis) adalah burung yang temperamental. Tak memiliki orang tua dan selalu sendiri sejak kecil membuat burung yang selalu dikucilkan karena alis tebalnya ini menjadi mudah marah. Akibat dari sifatnya yang pemarah tersebut, ia kemudian dimasukkan kedalam kelas pelatihan menahan amarah. Disanalah ia bertemu dengan Chuck (Gad) dan Bomb (McBride). Segerombolan Babi kemudian datang ke pulau burung yang hidupnya tentram ini dengan dalih ingin membangun persahabatan antara babi dengan burung. Red mempercayai bahwa ada niat buruk yang disembunyikan Leonard (Hader), pemimpin para babi tersebut yang selalu mengajak penduduk setempat untuk berpesta pora. Karena tidak dipercayai oleh Hakim kepala desa lagi, Red memutuskan untuk meminta pertolongan pada Mighty Eagle (Dinklage), satu-satunya burung legendaris yang bisa terbang, tersembunyi diatas gunung utama pulau tersebut. Dengan bantuan si kuning cepat dan burung peledak, mereka akhirnya berhasil menemukan penerbang yang menjadi panutan masyarakat ini. Namun Red masih terlalu lambat untuk menyelamatkan telur-telur yang telah dirampas para babi liar ini. Kini ia harus memimpin grup penyelamatan telur-telur yang dicuri sebelum para hewan berlemak tersebut memakan habis calon anak-anak burung yang tak bisa terbang itu.
Red (Sudeikis) adalah burung yang temperamental. Tak memiliki orang tua dan selalu sendiri sejak kecil membuat burung yang selalu dikucilkan karena alis tebalnya ini menjadi mudah marah. Akibat dari sifatnya yang pemarah tersebut, ia kemudian dimasukkan kedalam kelas pelatihan menahan amarah. Disanalah ia bertemu dengan Chuck (Gad) dan Bomb (McBride). Segerombolan Babi kemudian datang ke pulau burung yang hidupnya tentram ini dengan dalih ingin membangun persahabatan antara babi dengan burung. Red mempercayai bahwa ada niat buruk yang disembunyikan Leonard (Hader), pemimpin para babi tersebut yang selalu mengajak penduduk setempat untuk berpesta pora. Karena tidak dipercayai oleh Hakim kepala desa lagi, Red memutuskan untuk meminta pertolongan pada Mighty Eagle (Dinklage), satu-satunya burung legendaris yang bisa terbang, tersembunyi diatas gunung utama pulau tersebut. Dengan bantuan si kuning cepat dan burung peledak, mereka akhirnya berhasil menemukan penerbang yang menjadi panutan masyarakat ini. Namun Red masih terlalu lambat untuk menyelamatkan telur-telur yang telah dirampas para babi liar ini. Kini ia harus memimpin grup penyelamatan telur-telur yang dicuri sebelum para hewan berlemak tersebut memakan habis calon anak-anak burung yang tak bisa terbang itu.
Prolog yang menarik, dimulai ketika semua masalah tentang ke'marah'an berawal. Namun Sekuens kedua tentang kilas balik kehidupan Red sejak kecil rasanya kurang enak dinikmati. Hal ini mungkin karena tidak berurutnya kronologi kehidupan Red. Memang konsepnya seakan diceritakan mundur (mulai dari masa sekarang, remaja, anak-anak, sampai pertama kali ia lahir) namun momen tersebut tidak terasa berbeda dari situasi film utamanya sehingga pada awalnya penonton mungkin tidak sadar kalau itu adalah segmen flashback cepat setelah sekuens pembuka.
Chapter pertama, yakni pengenalan tempat tinggal, kehidupan serta tiga karakter utama berjalan dengan cukup menarik. Mulai dari persidangan yang tidak mendukung Red, penjaga penyebrangan jalan, diikuti burung pantomim, hingga masalah test kesabarannya sebelum masuk kedalam ruang perkumpulan Angry Birds. Perkenalan karakter Chuck, Bomb, Matilda dan Terence pun juga cukup unik, tak lupa pula mereka memasukkan banyak sekali komedi yang tepat sasaran kedalam scene perkenalan ini. Gunanya, tentu saja tidak lain untuk menghubungkan masing-masing keahlian burung yang sudah kita kenal dalam game agar terasa lebih familiar.
Kedatangan kelompok Babi cukup dramatis berbalut komedi. Lucu, fun, namun tak terasa menjijikkan. Terutama rasa percaya akan persahabatan yang kuat terpancar dari aura Leonard. Terus terang, jika seandainya kita tidak tahu dari dalam game bahwa musuh utama para burung ini adalah babi hijau tersebut, mungkin kita tidak menyadari sisi jahat dari Raja Leonard beserta kroco-kroconya yang imut ini. Dan tentu saja yang mungkin penonton tunggu-tunggu adalah perkenalan dengan pernak-pernik yang babi ini bawa, terutama percobaan pertama pada Ketapel.
Sisi komedi yang menjadi puncak kelucuan film ini mungkin ada pada bagian dimana trio Angry Birds ini mendaki gunung untuk mencari Mighty Eagle. Pertempuran dipulau babi pun berlangsung epik seperti halnya dalam game, terutama final battle Red Vs Leonard yang tak hanya lucu, namun juga penuh tipu muslihat. Ada juga saat dimana Chuck memperlihatkan kekuatan layaknya QuickSilver dalam X-Men Days of Future Past, karakter burung kuning tersebut benar-benar bisa disebut 'the fastest bird alive' dan tentu saja, punya sense of humour lebih besar dari karakter lainnya. Efek ledakan Bomb pun juga memiliki scene dramatisnya sendiri. Terence memiliki aura burung paling seram, hal ini tentu saja menambah rasa penasaran penonton akan masa lalu Terence yang tak berani diceritakan.
Overall, The Angry Birds Movie adalah film yang menarik, lucu kaya akan pesan moral bahwa tidak selamanya sifat pemarah itu buruk bagi seseorang. Terkadang, emosi marah pun dibutuhkan agar kedamaian dalam tubuh dan kegelisahan dalam hati bisa tersampaikan, cuma ya jangan keseringan juga ya... Film 'Burung bulat, lucu nan imut dan tak bisa terbang' ini cocok untuk menjadi tontonan bersama keluarga besar, anak-anak dan bahkan bersama teman-teman anda.
Berikut Opini yang bisa saya simpulkan:
1) Adaptasi game dengan story dan karakter yang sesuai dengan versi orisinilnya.
2) Flashback pembuka kehidupan Red kurang terceritakan dengan baik, namun penonton masih bisa mengerti mengapa ia dikucilkan.
3) Prolog yang kuat, karakter diperkenalkan dengan cara yang unik sehingga menyempurnakan storyline yang telah terbuat.
4) Penuh dengan sisi komedi yang lucu. Rasanya tidak ada yang 'garing' dari guyonan mereka, bahkan sampai seabsurd apapun 'ocehan'nya.
5) Chuck adalah karakter favorit saya, bahkan ada scene yang masih lucu untuk dinikmati meskipun scene tersebut meniru adegan Quicksilver di X-Men DoFP.
6) Meskipun nampaknya Red tidak memiliki kekuatan spesial apapun, justru sifat pemarah & keberaniannya itulah yang menjadikannya tampak spesial.
7) Special effect-nya asyik, pertempuran melawan Green Piggies benar-benar terasa seperti saat kita bermain game racikan Rovio ini.
8) Scoring dan Soundtrack yang lucu, unik dan memorable. Terutama lagu kebangsaan 'Mighty Eagle' ini.
9) Ending yang epik, seru, lucu dan dramatis. Ditutup dengan karakter yang memang dipertanyakan penonton kapan kemunculannya sejak awal film.
5) Chuck adalah karakter favorit saya, bahkan ada scene yang masih lucu untuk dinikmati meskipun scene tersebut meniru adegan Quicksilver di X-Men DoFP.
6) Meskipun nampaknya Red tidak memiliki kekuatan spesial apapun, justru sifat pemarah & keberaniannya itulah yang menjadikannya tampak spesial.
7) Special effect-nya asyik, pertempuran melawan Green Piggies benar-benar terasa seperti saat kita bermain game racikan Rovio ini.
8) Scoring dan Soundtrack yang lucu, unik dan memorable. Terutama lagu kebangsaan 'Mighty Eagle' ini.
9) Ending yang epik, seru, lucu dan dramatis. Ditutup dengan karakter yang memang dipertanyakan penonton kapan kemunculannya sejak awal film.
No comments:
Post a Comment