Saturday 17 December 2016

Rogue One: A Star Wars Story

Score: 7.8
"We have hope. Rebellions are built on hope!" - Jyn Erso

Sebuah spin-off dari saga besar kreasi George Lucas yang telah mengakar sejak tahun 1977. Di garap sepenuhnya oleh Disney, Gareth Edwards berkesempatan memegang peran sutradara untuk sebuah film yang ceritanya diangkat dari sebuah Legenda dibalik rencana penghancuran Death Star yang baru akan terjadi pada Star Wars Episode VI. Menggaet artis dari berbagai latar belakang kultur, Felicity Jones dan Riz Ahmed (British), Diego Luna (Mexico), Donnie Yen dan Wen Jiang (Chinese), Forest Whitaker (USA), dan Ben Mendelsohn (Australian) menjadi film ini penuh dengan warna berbagai ras dunia. Menempatkan ceritanya pada timeline diantara Episode III dan IV, serta setelah Star Wars: Rebel (Tv Series Animation), Rogue One: A Star Wars Story mengisi gap tersebut dan melengkapi kisah utama Star Wars trilogi keduanya (Episode IV-VI) dengan utuh.

Galen Erso (Mikkelsen) adalah orang dibalik perancangan sebuah senjata penghancur planet, Death Star. Ia mengorbankan dirinya kembali bekerja pada Empire demi keselamatan sang putrinya, Jyn Erso (Gadsdon). Menitipkan sang anak pada seorang Rebellion, Saw Gerrerra (Whitaker) mendidik Jyn untuk menjadi tentara yang kuat dan tak kenal takut. 15 tahun kemudian, Jyn Erso (Jones) di ajak bekerja sama kembali dengan pasukan Rebellion, Mon Mothma (O'Reilly) untuk menemukan kembali Saw Gerrera, Rebellion yang kini bekerja sendiri. Kembalinya Jyn pada Saw ternyata tepat pada saat sang pilot Empire yang berkhianat, Bodhi Rook (Ahmed) membawakan pesan khusus dari Galen untuk Saw dan semua Rebellion, khususnya Jyn, dan membeberkan rahasia dari kelemahan Death Star yang ia buat. Untuk dapat menghancurkan senjata pemusnah massal tersebut, Jyn harus mendapatkan denah Death Star. Sedihnya, beberapa dewan Rebellion ternyata masih enggan membantu Jyn untuk mencari denah tersebut di salah satu markas pasukan Empire. Maka dengan beberapa bantuan prajurit yang setia pada Jyn, Captain Cassian Andor (Luna), K-2SO (Tudyk), Chirrut (Yen), Baze (Jiang), Bodhi beserta beberapa prajurit anak buah Capt. Cassian segera berangkat mencari peta tersebut dan menamai diri mereka sebagai pasukan Rogue One.


Akting dari para pemain sudah tak perlu diragukan lagi. Masing-masing pahlawan yang dipertemukan secara tak sengaja ini akan membawa penonton tak perlu berlama-lama dengan perkenalan background karakter utama. Cukup dengan latar Jyn Erso, lalu disusul dengan Cassian yang membunuh teman rebellion-nya sendiri dengan darah dingin. Ditambah pertemuan mereka dengan duo ksatria Jeddha, Chirrut yang buta dan percaya dengan Force di sekitarnya. Dan juga Baze Malbus yang selalu melindungi dan mengikuti kemanapun Chirrut pergi. Terakhir ada Bodhi Rook yang seakan-akan merupakan perwujudan gabungan dari karakter Poe Dameron (pilot pada Star Wars episode VII) dan Finn (Stromtrooper pembelot dari Star Wars episode VII) karena ia adalah seorang tokoh pembelot, dan seorang pilot (meskipun hanya pesawat angkut barang).

Oh ya, untuk droid, K-2SO tentu saja akan menjadi salah satu favorit banyak penonton saat ini. Droid yang tak pernah menjaga ucapannya ini adalah droid tipe Empire yang telah dicuci otak. Bahkan sampai akhir pun, sang droid hitam ini punya scene perpisahan yang lebih dramatis dari karakter lainnya. Satu-satunya droid dalam tim Rogue One yang berperan besar dalam kesuksesan misi mereka harus nya patut diapresiasi besar. Mungkin penonton berharap akan adanya footage ataupun easter eggs tim Rogue One pada film-film Star Wars mendatang sehingga perjuangan mereka tak hanya sekedar dilupakan pada spin-off ini.


Seperti biasa, tanpa harus menyajikan peralatan dan set yang sudah canggih seperti episode VII. Rogue One justru menyamakan nyaris seluruh elemen set yang berteknologi dengan gaya vintage a la episode IV karena selang ending-nya dengan opening A New Hope pun hanya berbeda 10 menit, Jadi tone-nya pun harus sama. Pun begitu, special effect yang disajikan tentu saja tidak remeh-remeh mengingat Gareth Edward adalah ahli dalam bidang tersebut. Untuk Mengisi kesan keindahan pada sinematografinya, maka sekuens akhirnya pun ditempatkan pada planet dengan set pantai dan pohon palem yang indah agar mengimbangi adegan akhir para pahlawan yang harus terasa dramatis.


Terakhir, akan ada cameo dan beberapa penampilan come-back beberapa karakter dari episode III. Sebut saja Genevieve O'Reilly yang masih memerankan Mon Mothma sejak penampilannya pada Revenge of The Sith. Cameo cepat oleh R2-D2, penjemputan Luke dan Obi Wan, serta sekuens pra-opening dari A New Hope beserta penampilan Princess Leia versi muda Carrie Fisher yang diperankan oleh Ingvild Deila. Sedangkan penampilan Darth Vader tetap mempesona dengan aura kegelapannya yang mencekam sehingga scene penutup-pun terasa begitu menakutkan.

Disney benar-benar tidak menyia-yiakan spin-off ini, plot yang sangat beralasan besar untuk kemajuan kisah pada episode IV-VI dibawakan dengan sempurna dengan tak lupa menyajikan beberapa footage ataupun remake adegan penyambung film ini pada episode IV. Sehingga jika anda menonton Rogue One dan A New Hope secara maraton, maka jeda antar film pun seakan tidak terasa jika anda mengabaikan special effects yang memang 'beda generasi' ini. Perilisan film ini bertujuan untuk mengisi jeda antara episode VII dan VIII. Pada perilisan trilogi ketiga Star Wars ini, Disney yang kini telah resmi memegang franchise membuat sebuah spin-off pada setiap jeda Episode utamanya. Spin-off  berikutnya akan mengangkat karakter Han Solo muda setelah Episode VIII rilis.


No comments:

Post a Comment