Sunday, 30 October 2016

Doctor Strange

Score: 7.8 / 10
"Stephen Strange, might I offer you some advice? Forget everything that you think you know." - Baron Mordo

Tren film superhero rupanya belum ada habisnya. Meskipun dari segi jalan cerita, beberapa film superhero masa kini menunjukkan banyak kemiripan (from zero to hero, biliuner sombong, mad scientist, dll) namun pihak studio menggunakan jalan lain agar film superhero ini tetap asyik dinikmati meskipun memiliki dasar cerita yang tak jauh berbeda dari film-film sebelumnya. Setelah kita mungkin bosan dengan film superhero yang begitu-begitu saja sejak dulu, Marvel mulai membuat terobosan dengan menggabungkan beberapa superhero (yang sebelumnya pernah hadir dalam masing-masing film solonya) dalam The Avengers pada 2012 lalu. Hal ini pun mendasari Marvel untuk membuat sebuah terobosan dalam dunia film superhero mereka, yakni membuat sebuah Marvel Cinematic Universe (MCU) yang menghubungkan setiap film superhero mereka.

Mulai bosan dengan film superhero yang begitu-begitu saja, nampaknya sebuah inovasi baru dimulai kala Guardians of The Galaxy rilis. Film tersebut membuat tren baru dengan mengisi filmnya dengan kumpulan soundtrack dari lagu-lagu lawas yang berhasil membuat penonton terkesima, hal ini pun kemudian mulai diikuti kompetitornya, DC dengan memasukkan konsep serupa kedalam Suicide Squad. Tren kedua dimulai ketika DC mengumumkan akan membuat pertempuran antar superhero mereka. Merasa ditantang, Marvel pun segera meluncurkan konsep serupa dengan Captain America: Civil War yang dapat melampui Batman v Superman secara kualitas dari segi storyline. Inovasi berikutnya dilakukan oleh kubu DC dikala mereka menghadirkan villain-villain yang bersatu dalam Suicide Squad.



Kali ini, Scott Derrickson yang telah terkenal sebagai penulis dan sutradara film horor (Deliver Us from Evil. Sinister) mendapatkan kesempatan untuk memegang peran sutradara untuk superhero dengan kekuatan mistis tersebut. Jika dilihat dari trailer-nya, sudah jelas bahwa film ini akan mengedepankan kualitas visual imajinasi mereka. Tak hanya dari segi visual, dalam jajaran cast-nya pun diisi oleh beberapa aktor yang setidaknya pernah masuk kedalam nominasi ajang film bergengsi, Academy Award. Sebut saja Benedict Cumberbatch, Chiwetel Ejiofor dan Rachel McAdams yang namanya belakangan ini sedang meroket, hadir menghiasi jajaran pemain utama. Disusul oleh Tilda Swinton, Benedict Wong, dan aktor yang terkenal lewat perannya dalam serial Hannibal, Mads Mikkelsen sebagai villain utamanya di film ini.


Dr. Stephen Strange (Cumberbatch) adalah dokter bedah yang handal, namun sombong. Suatu saat, ia mengalami kecelakaan yang membuat saraf tangannya tak berfungsi dengan baik. Cara logis kedokteran rupanya tak bisa menyembuhkannya, membuat statusnya sebagai dokter mulai terancam. Dari informasi seorang pasien yang telah berhasil sembuh dari kelumpuhan yang mustahil, Pangborn (Bratt) membuat Stephen mencari tempat bernama Kamar-Tej di Kathmandu. The Ancient One (Swinton) melihat bakat terpendam yang dimiliki Strange. Dengan bantuannya The Ancient One dan Mordo (Ejiofor), Strange berhasil menguasai berbagai ilmu mistis tersebut dengan cepat. Ancaman datang ketika mantan murid mereka, Kaecilius (Mikkelsen) berusaha membangunkan Dormammu agar Bumi masuk kedalam kekuasaannya yang menjanjikan tidak adanya Waktu (yakni tidak akan ada proses menua, ataupun kematian). Strange yang hanya memiliki tujuan untuk menyembuhkan tangannya menemukan mantra terlarang yang dapat menyembuhkan lukannya tersebut. Hal itu malah justru membuat ia ikut terseret kedalam konflik antara The Ancient One dan Kaecilius.


Dari segi storyline, terus terang tidak banyak yang spesial. Seperti superhero kebanyakan pada umumnya. Dari generasi ilmuan kaya layaknya Tony Stark. Jatuh karena menderita penyakit, dan dalam perjalanan ingin menyembuhkannya, ia menemukan takdir barunya sebagai superhero. Namun dari kualitas kisah yang cenderung mainstream tersebut, Marvel membuat sebuah origin dari musuh bebuyutan sang Dokter, Mordo dengan motivasi dari konflik antara ia dengan Strange yang baru terbangun di akhir film dengan sempurna. Maka sekuel film berikutnya (yang mana memungkinkan akan menampilkan Baron Mordo sebagai main villain-nya) menjadi sekuel yang patut ditunggu.

Salah satu sisi positif dari segi kualitas film ini yang paling menonjol adalah tentu saja Visual Effect-nya yang luar biasa. Mulai dari percikan api sihir, gerbang dimensi, dunia cermin, sampai mengaduk-aduk isi kota dibangun dengan rapih dan cepat sehingga kecil kemungkinan bagi penonton untuk menyadari adanya cacat pada detail-detail kecil. Tak hanya itu, final fight yang menghadirkan backward-motion (memundurkan dan menghentikan waktu) juga menambah nilai 'awesome' nya dalam imajinasi tanpa batas yang dihadirkan pada Visual Effects tersebut.


Overall, Doctor Strange mungkin menjadi salah satu film Marvel yang paling 'luar biasa' dalam segi visual effect. Film ini tertolong dari inovasinya yang menghadirkan konten visual imajinatif yang lebih baik dari film superhero lainnya. Sangat recommended! bahkan yang tidak terlalu peduli dengan MCU, bisa menikmati film ini dengan baik (karena tidak ada karakter superhero lain yang muncul untuk mempengaruhi storyline film ini selain di mid-credit dan beberapa easter eggs yang tidak penting bagi anda yang tidak mengikuti sepak terjang MCU). Doctor Strange maju satu langkah untuk membuat tren film superhero tidak terasa membosankan di mata penonton awam. Lantas, bagaimana dengan film superhero berikutnya? apakah masih akan membangun kualitas cerita yang monoton?


No comments:

Post a Comment